Jumat 22 Apr 2022 07:18 WIB

UMM Upayakan Bangun Masyarakat Islam Moderat dan Berkemajuan

Penerapan Islam moderat semakin meningkat dan berkembang.

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
slam moderat dan Islam berkemajuan merupakan identitas persyarikatan Muhammadiyah sejak awal didirikan. Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, telah mengimplementasikan Islam moderat ke berbagai pembangunan dalam perjalanannya.
Foto: istimewa
slam moderat dan Islam berkemajuan merupakan identitas persyarikatan Muhammadiyah sejak awal didirikan. Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, telah mengimplementasikan Islam moderat ke berbagai pembangunan dalam perjalanannya.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Islam moderat dan Islam berkemajuan merupakan identitas persyarikatan Muhammadiyah sejak awal didirikan. Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, telah mengimplementasikan Islam moderat ke berbagai pembangunan dalam perjalanannya. 

Berdasarkan hal tersebut, kegiatan Tadarus Ramadhan yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membahas mengenai Alquran sebagai perwujudan masyarakat Islam yang berkemajuan. Adapun agenda tersebut digelar secara luring di Dome UMM, Sabtu (16/4/2022,) lalu.

Baca Juga

Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas menjelaskan, salah satu aspek untuk menciptakan masyarakat Islam moderat yakni melalui pembangunan sistem sekolah yang berbeda pada zamannya. Pada akhirnya, penerapan Islam moderat semakin meningkat dan berkembang. Lebih lanjut, masyarakat yang ingin dibangun oleh Muhammadiyah adalah masyarakat yang utama, adil, makmur, dan diridhoi  Allah SWT. 

Pembentukan masyarakat sesuai kriteria-kriteria tersebut bukan tanpa alasan. Mewujudkan masyarakat utama berarti masyarakat yang berada di atas rata-rata. "Diharapkan dengan adanya masyarakat ini, warga Muhammadiyah akan selalu menjadi yang terdepan dalam berbagai kebaikan atau yang biasa disebut dengan fastabiqul khairat," ucapnya dalam siaran pers yang diterima //Republika//, Kamis (21/4/2022).

Sementara itu, masyarakat yang adil akan membawa kedamaian bagi masing-masing individu. Untuk pembentukan masyarakat yang makmur, tidak terbatas pada bidang ekonomi saja tetapi juga di bidang pendidikan dan kesehatan. 

Menurut dia, konsep masyarakat yang diridhai oleh Allah SWT terangkum dalam surat Al-Fajr ayat 27 hingga 30. "Ini terjemahannya berbunyi 'Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku',” ungkap pria asal Klaten tersebut.

Selain itu, Hamim juga mengatakan, Islam berkemajuan merupakan merupakan wakil yang tepat dari Islam rahmatan lil alamin. Setidaknya ada tiga ciri dari islam Islam rahmatan lil alamin yaitu sejahtera, damai atau tidak dalam ketakutan, dan bahagia. Menariknya, ketiga hal tersebut selaras dengan masyarakat yang ingin dibangun oleh Muhammadiyah.

Pada pembangunan masyarakatnya, Muhammadiyah juga bertumpu pada Alquran Surat Albaqarah. Di dalamnya ada beberapa ciri-ciri masyarakat islam yang baik dan satu di antaranya yakni berjiwa besar. Ketika seseorang sudah berjiwa besar, maka pikiran dan langkah yang diambilnya pun juga akan besar.

Kemudian ciri kedua yakni adanya sistem sosial yang egalitarianism atau kesamaan hak dan kewajiban. Lalu terakhir adalah kepribadian masyarakat yang  selalu berada di depan kebaikan.

Sementara itu, Rektor UMM Fauzan, menjelaskan, kajian Ramadhan ini dilaksanakan rutin setiap harinya selama satu bulan penuh. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran para sivitas akademika terkait hak serta kewajibannya terhadap Allah SWT. Selain itu, juga meningkatkan hubungan baik dengan sesama manusia.

Menurut dia, kesadaran itu berada di wilayah yang sangat abstrak. Namun jika kesadarannya telah dibangun, maka akan bermunculan pula produk-produk keimanan dan muamalah yang berada di garis Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai warga Muhammadiyah tidak boleh berhenti memperbaiki kesadaran masing-masing.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement