Sabtu 23 Apr 2022 23:54 WIB

Belanda Berencana Hentikan Impor Minyak dan Gas Rusia

Belanda mengakui masih bergantung dengan gas Rusia

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Belanda. Belanda mengakui masih bergantung dengan gas Rusia
Foto: pixshark
Bendera Belanda. Belanda mengakui masih bergantung dengan gas Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM–Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan negaranya berencana untuk menghentikan impor minyak dan gas Rusia pada akhir tahun.

Meski begitu, ia mengakui Eropa tetap bergantung pada pasokan energi dari Moskow.  “Apa yang sebenarnya ingin dicapai Belanda adalah menjadi independen dari gas Rusia dan minyak Rusia sebelum akhir tahun,” kata Rutte dilansir dari Al Arabiya, Jumat (22/4/2022).

Baca Juga

“Kita dapat mencapai ini dengan bekerja keras pada perpaduan penghematan energi dan keberlanjutan, tetapi juga harus mengarah pada impor energi dari negara lain, termasuk gas alam cair,” tambah pemimpin Belanda itu kepada wartawan pada konferensi pers mingguannya.

“Ini benar-benar sebuah tantangan.  Kami sangat bergantung pada gas Rusia di Eropa dan tidak banyak alternatif selain LNG,” kata Rutte.

“Itu lebih dari impor dari Rusia [sekitar enam miliar meter kubik],” tambah pernyataan itu.   

 

Diketahui, Uni Eropa berjuang untuk menemukan alternatif energi lain selain Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina. Hal ini karena Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas UE dan sekitar 15 persen ke Belanda.

Belanda diketahui mengimpor minyak dari Rusia, dengan nilai sekitar Rp 159 triliun dalam 11 bulan pertama tahun lalu, kata surat kabar harian Volkskrant. Sekitar Rp 46 triliun juga dihabiskan untuk mengimpor gas dan batu bara dari Rusia, kata surat kabar itu.

Belanda tadinya bertujuan untuk menghentikan impor batu bara pada 11 Agustus. Tetapi Rutte mengakui bahwa bahkan Belanda, yang mengimpor gas Rusia jauh lebih sedikit daripada negara tetangga Jerman dan negara-negara UE timur, tetap bergantung pada pasokan Rusia.

Diperkirakan konsumsi gas Belanda dapat dikurangi sekitar sembilan miliar meter kubik pada 2025 melalui langkah-langkah berkelanjutan menurut sebuah pernyataan dari pemerintah.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement