Selasa 26 Apr 2022 09:20 WIB

Badan Geologi Pantau Penumpukan Badan Anak Krakatau yang Bisa Picu Tsunami

Status Gunung Anak Krakatau di Perairan Selatan Sunda ditetapkan menjadi siaga.

Red: Friska Yolandha
Petugas pemantau menunjukkan data rekam seismograf Gunung Anak Krakatau (GAK) melalui cctv di Pos Pemantauan GAK Pasauran, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (5/2/2022). Status Gunung Anak Krakatau di Perairan Selatan Sunda ditetapkan menjadi siaga dari sebelumnya waspada dengan ketinggian letusan 50 sampai 2.000 meter.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Petugas pemantau menunjukkan data rekam seismograf Gunung Anak Krakatau (GAK) melalui cctv di Pos Pemantauan GAK Pasauran, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (5/2/2022). Status Gunung Anak Krakatau di Perairan Selatan Sunda ditetapkan menjadi siaga dari sebelumnya waspada dengan ketinggian letusan 50 sampai 2.000 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memantau adanya penumpukan material pembentuk badan Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berpotensi memicu gelombang laut tinggi atau tsunami. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam konferensi pers kewaspadaan GAKsecara daring diikuti di Jakarta, Senin (25/4/2022) malam, mengatakan saat ini GAK berkemungkinan membentuk badan baru setelah erupsi tahun 2018.

Saat erupsi, material yang bertumpuk membentuk badan tersebut dapat terlontar hingga radius 5 kilometer. Disebutkan, longsoran material yang terjadi saat erupsi GAK bisa membentuk potensi tsunami seperti yang terjadi pada tahun 2018.

Baca Juga

"Mungkin saat ini kalau kita bandingkan dengan tahun itu, volumenya belum sebesar itu, dan juga dari sisi morfologi, juga belum curam," kata Eko.

Namun Eko mengatakan pihaknya terus memantau potensj tersebut apabila volume material yang bertumpuk sudah cukup besar. "Ini harus kita waspadai bersama karena bisa memicu potensi untuk runtuh dan bisa menimbulkan gelombang tinggi atau tsunami," kata dia.

Sejak 24 April 2022, status aktivitas GAK ditingkatkan dari level 2 menjadi level 3. Badan Geologi terus memantau dari pos pengamatan di Pasauran, Banten, maupun di Lampung. 

Eko mengimbau jika masyarakat ingin mengetahui lebih terkait dengan perkembangan terkini mengenai aktivitas GAK, dapat dipantau melalui di situs resmi di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi atau langsung mendatangi pos pengamatan. Status Gunung Anak Krakatau di Perairan Selatan Sunda ditetapkan menjadi siaga dari sebelumnya waspada dengan ketinggian letusan 50 sampai 2.000 meter.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement