Rabu 27 Apr 2022 14:49 WIB

PMI Bangka Tengah Bagikan Ratusan Masker Medis

Pembagian ratusan masker medis ini untuk meningkatkan kedisplinan protokol kesehatan.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pembagian masker gratis (ilustrasi). Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bangka Tengah membagi-bagikan bantuan ratusan masker medis kepada masyarakat.
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Pembagian masker gratis (ilustrasi). Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bangka Tengah membagi-bagikan bantuan ratusan masker medis kepada masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA TENGAH -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bangka Tengah membagi-bagikan bantuan ratusan masker medis kepada masyarakat, guna mencegah lonjakan kasus Covid-19 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah.

"Pembagian ratusan masker medis ini untuk meningkatkan kedisplinan menerapkan protokol kesehatan Covid-19," kata Ketua PMI Bangka Tengah Hery Erfian di Desa Perlang Bangka Tengah, Rabu (27/4/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan pada aksi peduli sesama ini, PMI Bangka Tengah juga menyerahkan 200 paket sembako berisikan minyak goreng, sirup, tepung terigu dan mie instan untuk membantu masyarakat kurang mampu merayakan Idul Fitri 1443 Hijriyah. "Bantuan paket sembako ini merupakan sumbangan dari pengusaha lokal untuk membantu warga kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan menjelang lebaran ini," kata Henry.

Menurut dia, kegiatan membagikan masker dan paket lebaran ini tidak lain bertujuan untuk berbagi keberkahan dan rezeki selama bulan puasa Ramadhan 2022. "Bantuan masker ini untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat agar senantiasa waspada dan disiplin menegakkan protokol kesehatan dalam setiap kesempatan, terutama saat merayakan Idul Fitri tahun ini," kata dia.

Henry mengibau masyarakat untuk lebih disiplin memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan, menjadi kunci utama agar virus tidak meluas saat masa lebaran tahun ini. "Saat ini kasus Covid-19 sudah mulai melandai, namun demikian masyarakat harus tetap disiplin menjalankan prokes. Jangan sampai terjadi lonjakan kasus lagi karena kita lalai menjalankan prokes ini," demikian kata Hery.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖ وَيَقُوْلُوْنَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَّرَاعِنَا لَيًّاۢ بِاَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِى الدِّيْنِۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ قَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَاَقْوَمَۙ وَلٰكِنْ لَّعَنَهُمُ اللّٰهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. Dan (mereka mengatakan), “Raa‘ina” dengan memutar-balikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali.

(QS. An-Nisa' ayat 46)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement