Kamis 28 Apr 2022 16:56 WIB

Stoltenberg: Finlandia-Swedia Bisa Cepat Gabung NATO 

Finlandia-Swedia bisa gabung NATO jika memutuskan meminta keanggotaan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg berbicara dalam pertemuan luar biasa NATO di Brussels, Kamis (24/3/2022).
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg berbicara dalam pertemuan luar biasa NATO di Brussels, Kamis (24/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan, Finlandia dan Swedia bisa bergabung dengan aliansi militer tersebut jika mereka memutuskan meminta keanggotaan. Rusia sudah memperingatkan, tidak akan ada lagi pembicaraan tentang kawasan Baltik bebas nuklir jika kedua negara tersebut menjadi anggota NATO.

"Jika mereka memutuskan untuk melamar, Finlandia dan Swedia akan disambut dengan hangat dan saya berharap prosesnya berjalan cepat," kata Stoltenberg kepada wartawan di Brussels, Kamis (28/4/2022).

Baca Juga

Stoltenberg mengaku berencana berbicara dengan presiden Finlandia nanti. Dia yakin pengaturan dapat ditemukan untuk periode sementara antara pengajuan oleh Finlandia-Swedia dan ratifikasi formal di parlemen dari semua anggota NATO yang berjumlah 30 negara. “Saya yakin bahwa ada cara untuk menjembatani periode sementara itu dengan cara yang cukup baik dan berhasil untuk Finlandia dan Swedia,” ucapnya.

Pada 14 April lalu, Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan NATO tentang potensi keanggotaan Swedia dan Finlandia dalam aliansi tersebut. Menurutnya, jika kedua negara itu bergabung dengan NATO, Rusia harus meningkatkan pertahanannya dan tidak akan ada lagi pembicaraan tentang kawasan Baltik yang bebas nuklir.

“Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik, keseimbangan harus dipulihkan. Sampai hari ini Rusia belum mengambil tindakan seperti itu dan tidak akan melakukanya,” kata Medvedev.

Medvedev menjelaskan, berbeda dengan Ukraina, Rusia tidak memiliki sengketa teritorial dengan negara-negara Baltik. “Oleh karena itu, harga keanggotaan semacam itu berbeda bagi kami,” ujarnya, menyiratkan bahwa masuknya Ukraina ke NATO dapat menyebabkan konflik langsung antara Rusia dan aliansi tersebut jika Kiev berusaha merebut kembali Krimea.

Ia mengklaim, saat ini opini publik di Finlandia dan Swedia masih terpecah atas wacana kedua negara bergabung dengan NATO. Medvedev menilai, bergabungnya Swedia dan Finlandia ke NATO akan membuat dunia lebih berbahaya. Dia menekankan, Rusia tidak ingin meningkatkan ketegangan di perbatasan. “Mari berharap bahwa pikiran tetangga utara kami masih akan menang,” ucapnya.

Rusia berbagi perbatasan sepanjang 1.300 kilometer dengan Finlandia. Jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, Moskow dipastikan akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik ke daerah kantor Baltik Kaliningrad. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement