Sabtu 30 Apr 2022 12:26 WIB

Masuk Top Losers, Saham GOTO Terkoreksi 20 Persen Sepekan Terakhir

Secara fundamental, kinerja GOTO masih merugi.

Rep: retno wulandari/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja membersihkan dinding dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Saham raksana teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) konsisten melemah sepanjang perdagangan sepekan terakhir.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Pekerja membersihkan dinding dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Saham raksana teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) konsisten melemah sepanjang perdagangan sepekan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham raksana teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) konsisten melemah sepanjang perdagangan sepekan terakhir. Selama empat hari berturut-turut, saham GOTO terkoreksi cukup tajam.

Secara akumulasi, GOTO terpangkas hingga 20,00 persen dalam sepekan terakhir. Saat ini saham GOTO bertengger di posisi 272, turun jauh dari harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) 338.  

Baca Juga

Penurunan paling tajam pada pekan ini terjadi pada Rabu (27/4) sebesar 6,45 persen. Bergerak direntang 270-348, GOTO pun menjadi salah satu emiten yang masuk dalam daftar kinerja saham paling buruk pekan ini. 

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, pergerakan saham GOTO ini sejalan dengan kinerja fundamental perseroan. Menurutnya, secara fundamental, kinerja GOTO masih merugi sehingga wajar bila harga sahamnya terus turun. 

"Hal ini karena kerugian mengikis modal dan juga aset, bila terus-terusan rugi dan tidak ada modal baru maka secara fundamental tidak baik," kata Wawan. 

Kepala riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan amblasnya saham GOTO dipengaruhi oleh faktor rotasi dari sektor teknologi ke sektor komoditi dan bank konvensional. Selain itu, banyak juga investor yang membeli GOTO dengan motif spekulasi memanfaatkan momentum euforia saham teknologi. 

"Saham dana IPO terbesar sehingga begitu tujuannya tercapai mereka melakukan profit taking, bahkan ketika tidak sesuai harapan mereka melakukan Cut Loss karena memang holding priode mereka short term," kata Alfred.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement