Idul Fitri dan Idul Adha, Hari Raya yang Gantikan Perayaan Jahiliyah  

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah

Ahad 01 May 2022 12:58 WIB

Salah satu pawai takbiran untuk merayakan malam Idul Fitri (ilustrasi). Idul Fitri dan Idul Adha merupakan hari raya agung umat Islam Foto: Antara/Budi Afandi Salah satu pawai takbiran untuk merayakan malam Idul Fitri (ilustrasi). Idul Fitri dan Idul Adha merupakan hari raya agung umat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dua hari raya besar umat Islam, Idul Fitri dan Idul Adha sebelumnya telah menggantikan perayaan orang jahiliyah. Hal ini pernah disampaikan Rasulullah ﷺ.  

Dikutip dari Buku Fikih Lebaran oleh Muhammad Abduh Tuasikal, Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, dahulu orang-orang jahiliyah memiliki dua hari pada setiap tahun (yaitu Nairuz dan Mihrajan) yang mana mereka biasa bersenang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, beliau bersabda: 

Baca Juga

كان لَكُمْ يَوْمانِ تَلْعَبُونَ فيهِما ، و قد أَبْدَلَكُمُ اللهُ بِهما خيرًا مِنْهُما : يومَ الفِطْرِ ، و يومَ الأَضْحَى

“Dahulu kalian memiliki dua hari (Nairuz dan Mihrajan) di mana kalian bersenang-senang ketika itu. Sekarang Allah telah menggantikan untuk kalian dengan dua hari besar yang lebih baik yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Abu Daud, no 1134, An-Nasa’i, no 1556. Sanad hadits ini sahih menurut Syekh ‘Abdullah Al-Fauzan dalam Minhah Al-‘Allam, 4:142). 

Apabila melihat keterangan para ulama, hari Nairuz adalah perayaan awal tahun Syamsiah (kalender matahari). Sedangkan hari Mihrajan adalah perayaan enam bulan setelahnya. (Minhah Al-‘Allam) 

Adapun Idul Fitri berasal dari kata Id (‘id) dan fitri (fithri). ‘Id itu berarti pengulangan karena berulang terus setiap tahunnya atau berulangnya kembali kesenangan.

Bentuk plural dari kata ‘iedadalah a’yaad. Dulu ada perayaan-perayaan jahiliah, lalu diganti dengan perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. (Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii).

Terpopuler