Keberhasilan Puasa Ramadhan, Tingkat Ketakwaan Meningkat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil

Senin 02 May 2022 06:20 WIB

Keberhasilan Puasa Ramadhan, Tingkat Ketakwaan Meningkat. Foto:  Bertaubat. Ilustrasi Foto: Republika/Putra M. Akbar Keberhasilan Puasa Ramadhan, Tingkat Ketakwaan Meningkat. Foto: Bertaubat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG-- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan ibadah menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah. Selain itu indikator keberhasilan menunaikan ibadah puasa selama 1 bulan yaitu ketakwaan yang meningkat.

"Dalam menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah, pertama tentu kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah Swt atas apa yang Allah anugerahkan kepada kita semua dengan senantiasa menambah atau meningkatkan frekuensi ibadah kita walau bulan suci Ramadhan sudah meninggalkan kita semua," ujar Sekretaris Umum MUI Kota Bandung Asep Ahmad Fathurohman, Ahad (1/5/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan bulan syawal memiliki arti peningkatan sehingga ibadah yang telah dilaksanakan di bulan Ramadhan harus terus ditingkatkan. Namun tantangan yang dihadapi ibadah yang dilakukan akan lebih berat dibandingkan di bulan Ramadhan.

"Amal-amalan kita yang sudah terbiasa harus senantiasa terpelihara dan terjaga tentu akan lebih berat karena sendirian atau beberapa orang saja sementara kawan kawan kita sudah kembali seperti biasa tidak lagi puasa atau qiyamul lail," katanya.

Asep mengatakan tujuan berpuasa adalah untuk mencapai ketakwaan dan keberhasilan puasa bergantung kepada indikator bertakwa seseorang. Ia mengatakan indikator seseorang yang berpuasa dan mencapai derajat ketakwaan yaitu mau berbagi dan merasakan kondisi orang tidak mampu.

"Orang yang berpuasa dan mencapai derajat takwa itu pertama mau berbagai dan mau merasakan apa yang orang miskin atau fakir tidak punya supaya muncul rasa simpati kemudian ingin berbagi ada jiwa sosial," katanya.

Selain itu seseorang yang berpuasa mampu menahan hawa nafsu ketika di bulan puasa Ramadhan. Diharapkan di bulan syawal dan seterusnya mampu menahan amarah dan mengendalikan emosi.

"Kemudian memaafkan, ketika salah manusiawi ketika dia sadar berhenti bertaubat taubat nasuha dan tidak mengulangi kesalahan," katanya.

Asep menambahkan sunah yang dilakukan pada bulan syawal yaitu puasa enam hari di luar hari Idul Fitri. Ia mengatakan seseorang yang berpuasa 6 hari di bulan syawal seperti berpuasa satu tahun.

Ia pun mengajak masyarakat saat ini menunggu hasil sidang isbat yang tengah dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag).

 

 

 

Terpopuler