Sabtu 07 May 2022 17:15 WIB

Airlangga-AHY Dinilai Bisa Menjadi 'Obat Tawar' Redam Polarisasi Pada Pilpres 2024

AHY menyambangi kediaman Airlangga.

Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kiri) berpamitan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) usai melakukan pertemuan di Widya Candra, Jakarta, Sabtu (7/5/2022). Pertemuan kedua ketua umum partai politik tersebut dalam rangka silaturahim Hari Raya Idul Fitri 1443H.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kiri) berpamitan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) usai melakukan pertemuan di Widya Candra, Jakarta, Sabtu (7/5/2022). Pertemuan kedua ketua umum partai politik tersebut dalam rangka silaturahim Hari Raya Idul Fitri 1443H.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hari ini, Sabtu (7/5/2022) menyambangi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di rumah dinasnya di kawasan Jakarta Selatan.

Pengamat politik Adi Prayitno menilai kedua nama tersebut bisa menjadi pilihan untuk mengurangi polarasasi "cebong" dan "kadrun" yang selama ini menghiasi wajah politik nasional Indonesia.

Baca Juga

"Bisa saja Airlangga dan AHY itu mengurangi polarisasi. Keduanya tidak masuk dalam lingkungan itu,"ujar Adi.

Adi menilai Pilpres 2024 mendatang perlu ada sosok-sosok yang bisa maju sebagai calon alternatif, sebab polarisasi politik masih terasa hingga saat ini.

Polarisasi  "cebong" "kadrun" itu berada dalam tiga nama yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

"Muncul nama-nama lain, seperti Airlangga dan AHY ini bisa menjadi daya tawar atau obat tawar," kata Adi.

Meski demikian nama nama alternatif itu masih bisa berubah. Adi menilai silahturami AH dan AHY tidak lepas hasil lembaga survei terkait elektabilitas calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

"Tapi sejauh ini kan belum ada kejelasan apakah Airlangga Hartarto atau AHY akan berkoalisi dengan siapa," katanya.

Menurutnya, silaturahmi politik antarkedua pimpinan partai politik itu hal yang wajar, apalagi menjelang Pemilu 2024 yang tinggal tersisa 2 tahun lagi.

"Mungkin kegiatan-kegiatan seperti ini (silaturahmi politik) akan terus dilakukan," ujar Adi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement