Ahad 08 May 2022 11:04 WIB

PBB: Ukraina Hadapi Krisis Perlindungan Anak yang Luar Biasa

Perang Rusia-Ukraina telah berdampak pada kesejahteraan psikososial semua anak

Red: Esthi Maharani
Ukraina menghadapi
Ukraina menghadapi "krisis perlindungan anak dengan tingkat luar biasa" yang mungkin belum pernah terlihat sebelumnya

REPUBLIKA.CO.ID., JENEWA -- Ukraina menghadapi "krisis perlindungan anak dengan tingkat luar biasa" yang mungkin belum pernah terlihat sebelumnya, kata seorang pejabat Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Jumat (7/5/2022)

“Ratusan anak terbunuh, dan banyak yang terluka. Hampir 200 serangan telah dilaporkan terhadap fasilitas perawatan kesehatan, dan sekolah terus terkena dampak,” kata Aaron Greenberg, penasihat Perlindungan Anak Regional UNICEF untuk Eropa dan Asia Tengah.

Dia mengatakan saat berbicara dari kota Lviv di Ukraina pada konferensi pers dua mingguan yang diselenggarakan oleh PBB di Jenewa.

Dia mengatakan dua bulan perang Rusia di Ukraina telah menyebabkan 7,7 juta orang kehilangan tempat tinggal dan mendorong lebih dari 5,5 juta orang melintasi perbatasan internasional, termasuk hampir dua pertiga dari semua anak di Ukraina.

“Perang telah berdampak pada kesejahteraan psikososial semua anak,” kata pejabat UNICEF ketika PBB mengumumkan bahwa setidaknya 324 anak diketahui telah tewas akibat perang.

“Anak-anak telah dipisahkan dari rumah mereka, dari pengasuh, dan langsung dihadapkan dengan perang. Anak-anak telah terguncang oleh ledakan bom dan sirene sistem peringatan rudal yang menggelegar.”

Dia mengatakan bahwa hampir semua anak tak mendapatkan ketidakhadiran ayah, saudara laki-laki yang lebih tua, atau paman karena hampir semua pria berusia antara 18 dan 60 dikerahkan untuk perang.

“Dan, yang paling penting, banyak anak telah menyaksikan atau mengalami kekerasan fisik dan seksual,” kata Greenberg.

“Biarkan saya menekankan masalah tertentu yang kita lihat. Tenaga kerja di Ukraina – pekerja sosial, psikolog anak, dan profesional lainnya – sama-sama terkena dampak konflik ini.”

Dia mengatakan UNICEF mengantisipasi angka segala bentuk kekerasan terhadap anak mencapai puluhan ribu.

Sebelum 24 Februari, panti asuhan Ukraina, sekolah asrama, dan lembaga lain untuk anak muda menampung lebih dari 91.000 anak, sekitar setengahnya penyandang disabilitas.

Menurut UNICEF, hanya sekitar sepertiga dari jumlah itu yang telah kembali ke rumah, termasuk mereka yang dievakuasi dari timur dan selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement