Senin 09 May 2022 14:16 WIB

BI Catat Kenaikan Transaksi Non-Tunai Pada Ramadhan dan Idulfitri 1443 H/2022

Transaksi BI-FAST bulan April 2022 tumbuh 51,88 persen (mtm) mencapai Rp 100,25 T.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Transaksi BI-FAST (ilustrasi)
Foto: Tim infografis Republika
Transaksi BI-FAST (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transaksi non tunai melonjak selama Ramadhan dan Idulfitri 1443 H/2022. Bank Indonesia melaporkan transaksi non tunai, terutama melalui BI-FAST yang tetap beroperasi penuh selama libur Idulfitri mengalami peningkatan.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, nominal transaksi BI-FAST bulan April 2022 tumbuh sebesar 51,88 persen (mtm) mencapai Rp 100,25 triliun. Secara volume juga tumbuh 32,72 persen (mtm) mencapai 24,55 juta transaksi.

Baca Juga

"Nominal transaksi tertinggi terjadi pada H-7 Idulfitri yakni 25 April sebesar Rp 5,93 triliun dengan volume sebanyak 1,28 juta transaksi," katanya dalam keterangan pers, Senin (9/5).

Sepanjang momentum Ramadhan dan libur Idulfitri tahun 2022 ini, transaksi tunai juga mengalami peningkatan. Realisasi penarikan uang tunai tercatat meningkat 16,6 persen dibandingkan realisasi tahun 2021 (yoy) dari sebesar Rp 154,5 triliun menjadi Rp 180,2 triliun.

Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebelum kondisi pandemi, tepatnya Mei 2019, yang sebesar 9,21 persen (yoy). Erwin mengatakan realisasi tersebut masih dalam kisaran alokasi uang tunai yang telah dipersiapkan BI guna mengantisipasi kebutuhan transaksi masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri tahun 2022.

Ia menambahkan, penarikan uang tunai selama Ramadan dan Idulfitri 2022 di setiap wilayah di Indonesia secara umum mengalami pertumbuhan. Wilayah dengan penarikan tunai tertinggi yaitu Jawa sebesar Rp 110,1 triliun, tumbuh 19,6 persen (yoy).

Tertinggi kedua yakni Sumatera sebesar Rp 35,3 triliun yang tumbuh 6,5 persen (yoy). Menyusul Sulawesi-Maluku-Malut-Papua (Sulampua) sebesar Rp 15,0 triliun atau tumbuh 13,3 persen (yoy), Kalimantan sebesar Rp 12,5 triliun tumbuh 15,2 persen (yoy), serta Bali-NTT-NTB (Bali Nusra) sebesar Rp 7,4 triliun atau tumbuh 42,4 persen (yoy).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement