Selasa 10 May 2022 00:30 WIB

Vaksin Flu Pangkas Risiko Kematian Pasien Serangan Jantung

Selain mencegah flu, vaksin flu juga bermanfaat bagi penyintas serangan jantung.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Suntikan berisi vaksin flu di pusat medis di Bilbao, Negara Basque, Spanyol utara, 13 Oktober 2020. Vaksin flu ternyata menawarkan manfaat lebih bagi penyintas serangan jantung.
Foto: EPA-EFE/LUIS TEJIDO
Suntikan berisi vaksin flu di pusat medis di Bilbao, Negara Basque, Spanyol utara, 13 Oktober 2020. Vaksin flu ternyata menawarkan manfaat lebih bagi penyintas serangan jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain mencegah flu, vaksin flu ternyata dapat membantu menyelamatkan jiwa penyintas serangan jantung. Pemberian vaksin flu pada pasien serangan jantung dapat menurunkan risiko kematian.

Manfaat lain dari vaksin flu ini diungkapkan oleh tim peneliti dari Glasgow Institute of Cardiovascular and Medical Sciences. Mengacu pada studi yang mereka lakukan, pemberian vaksin flu pada pasien dalam kurun waktu 72 jam sejak serangan jantung pertama terjadi bisa mengurangi risiko kematian pasien hingga 50 persen.

Baca Juga

Prof Naveed Sattar dari Glasgow Institute of Cardiovascular and Medical Sciences mengungkapkan bahwa stres dapat memberikan tekanan pada arteri dan membuat darah lebih kental. Pada pasien penyakit jantung, kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.

"Dan risiko terjadinya (serangan jantung) lagi sangat besar pada 6-12 bulan pertama," jelas Prof Sattar, seperti dilansir Express, Senin (9/5/2022).

Temuan dalam studi ini mengindikasikan bahwa vaksinasi flu bisa memberikan manfaat lebih, khususnya bagi orang yang rentan terhadap serangan jantung. Tim peneliti menilai, orang-orang tak perlu menunda untuk mendapatkan vaksin ini.

Anjuran untuk memberikan vaksin flu pada penyintas serangan jantung ini mendapatkan respons yang positif dari para dokter. Salah satu di antaranya adalah konsultan ahli kardiologi dari Royal Brompton Hospital Prof Martin Cowie.

"Ini menarik dan relatif mudah untuk diimplementasikan dalam praktik sehari-hari," jelas Prof Cowie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement