Selasa 10 May 2022 00:32 WIB

Pakar: Surveilans Jangan Melemah Saat Covid-19 Melandai

Anggota tim pakar ULM sebut surveilans jangan melemah saat Covid-19 melandai.

Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah penumpang pesawat berjalan setibanya di Terminal 2 Domestik Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (8/5/2022). Anggota tim pakar ULM sebut surveilans jangan melemah saat Covid-19 melandai.
Foto: ANTARA/Fauzan
Sejumlah penumpang pesawat berjalan setibanya di Terminal 2 Domestik Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (8/5/2022). Anggota tim pakar ULM sebut surveilans jangan melemah saat Covid-19 melandai.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan, tim surveilans jangan sampai melemah saat Covid-19 yang terjadi melandai.

"Meskipun penularan Covid-19 saat ini melemah, namun surveilans menjadi sangat penting untuk langkah pencegahan dini melacak semaksimal mungkin kontak erat yang terjadi dari setiap kasus aktif yang dilaporkan," kata Muttaqin.

Baca Juga

Muttaqin mengkhawatirkan surveilans yang mulai melemah saat ini. Seperti di Kalimantan Selatan, rasio kontak erat per kasus hanya 3,00. Artinya, rata-rata dari 1 kasus hanya dapat ditelesuri 3 kontak erat saja.

Tingkat penelusuran kontak erat (tracing) di Kalsel, menurut asesmen Kementerian Kesehatan berada di level terbatas. Padahal idealnya, 15 orang ke atas dengan kategori memadai atau minimal 5 sampai 14 orang untuk kategori sedang.

"Dengan arus balik Lebaran pada pekan ini maka tingkat kewaspadaan perlu dinaikkan dengan monitoring dan surveilans, karena selama liburan panjang cenderung melemah," jelasnya.

Muttaqin mengatakan, tingginya mobilitas masyarakat selama Ramadhan hingga libur panjang Lebaran saat ini perlu diwaspadai dengan peningkatan monitoring dan pengawasannya.

"Pergerakan orang dari satu daerah ke daerah lainnya, bahkan antar pulau hingga perjalanan ke luar negeri bisa saja ada potensi membawa bibit Covid-19 dengan berbagai variannya," ucap akademisi jebolan Universitas Birmingham Inggris itu.

Kasus aktif Covid-19 di Kalimantan Selatan terus mengalami penurunan dari 38 orang pada 30 April 2022 menjadi 24 orang pada 8 Mei 2022. Jumlah kasus aktif tersebut jauh lebih kecil dibandingkan keadaan 31 Maret sebanyak 186 kasus aktif dan 28 Februari 5.629 kasus aktif.

Semakin melemahnya Covid-19 Kalsel tergambar dari asesmen Kementerian Kesehatan per 7 Mei 2022 yang menyebutkan transmisi di masyarakat berada di Tingkat I.

Hal ini menunjukkan insiden kasus yang meliputi kasus konfirmasi, rawat inap dan kematian dalam dua minggu terakhir sangat rendah dan risiko masyarakat untuk terinfeksi juga rendah.

Muttaqin menyebut,membaiknya situasi Covid-19 tentunya sangat menggembirakan tetapi masyarakat juga harus tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Edukasi dan vaksinasi juga jangan menurun karena pandemi belum selesai sehingga masih ada risiko terjadinya lonjakan kasus ke depannya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement