Selasa 10 May 2022 15:20 WIB

TPST Piyungan Ditutup, Bantul Minta Warga Optimalkan TPS Sampah

Masyarakat di Bantul diminta dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri

Red: Nur Aini
Aktivitas pembuangan sampah terhenti imbas penutupan jalan masuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (8/5/2022). Warga menutup akses menuju TPST Piyungan ini merupakan bentuk penolakan terhadap proses transisi pembuangan sampah ke lahan baru. Selain itu, warga juga meminta penutupan TPST Piyungan secara permanen.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Aktivitas pembuangan sampah terhenti imbas penutupan jalan masuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, Ahad (8/5/2022). Warga menutup akses menuju TPST Piyungan ini merupakan bentuk penolakan terhadap proses transisi pembuangan sampah ke lahan baru. Selain itu, warga juga meminta penutupan TPST Piyungan secara permanen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berharap masyarakat untuk mengoptimalkan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah yang tersedia untuk menampung sampah menyusul penutupan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan.

"Ya sementara di TPS-TPS (tempat pembuangan sementara) yang ada, disimpan di situ, misal kalau di objek wisata juga ada TPS sementara ditampung di situ," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Ari Budi Nugroho di Bantul, Selasa (10/5/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan, penutupan akses ke TPST Piyungan melalui aksi damai pada Sabtu (7/5) lalu, sudah ditindaklanjuti DLH dengan menyampaikan ke Bupati agar ada arahan untuk menyikapi kondisi tersebut. Hal itu juga agar dapat dilakukan upaya sebagai solusi sementara.

"Kami sudah lapor ke pimpinan tapi upaya upaya daruratnya paling yang bisa dilakukan secara cepat hanya non-fisik, kalau secara fisik misal harus bangun dan sebagainya itu sangat sudah tidak mungkin, jadi upaya kita optimalkan sarana yang sudah ada," katanya.

Dia juga mengharapkan, agar masyarakat dan komunitas dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri dari sumbernya, dengan terlebih dulu melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenis baik organik atau non organik.

"Jadi bagaimana harus dilakukan upaya pemilahan, pengurangan dan optimalkan yang sudah ada, kami sudah matur ke Bupati sudah agar ada arahan-arahan untuk menyikapi," katanya.

Apalagi kata dia, penutupan TPST Piyungan yang menampung sampah dari tiga daerah di DIY, yaitu dari Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta tersebut dilakukan setelah libur Lebaran, yang mana terjadi peningkatan volume sampah dampak aktivitas wisata.

"Ya lebih besar, karena yang jelas di objek wisata kita lihat kunjungannya juga luar biasa, otomatis ada peningkatan jumlah volumenya," katanya.

Dia mengatakan, berdasarkan data DLH Bantul, volume sampah yang diproduksi masyarakat Bantul baik yang dikelola DLH maupun yang dikelola operator pengelola layanan swasta antara 170 sampai 180 ton per hari yang seharusnya dibuang ke TPST Piyungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement