Kamis 12 May 2022 19:30 WIB

Hepatitis Akut, Daerah Menunggu Pusat Apakah PTM 100 Persen Tetap Berlanjut

Pemprov DKI tengah mempelajari kemungkinan pembelajaran kembali secara daring.

Red: Andri Saubani
Sejumlah murid menunggu dimulainya kegiatan belajar di SDN Lenteng Agung 07, Jakarta, Kamis (12/5/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengkaji proses pembelajaran secara daring guna mengantisipasi penyebaran penyakit hepatitis akut dimana telah ditemukan 21 kasus dugaan hepatitis akut di Ibu Kota.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Sejumlah murid menunggu dimulainya kegiatan belajar di SDN Lenteng Agung 07, Jakarta, Kamis (12/5/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengkaji proses pembelajaran secara daring guna mengantisipasi penyebaran penyakit hepatitis akut dimana telah ditemukan 21 kasus dugaan hepatitis akut di Ibu Kota.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Ronggo Astungkoro, Dian Fath Risalah, Febrianto Adi Saputro

Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terbaru menegaskan digelarnya pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di tengah semakin terkendalinya pandemi Covid-19. Namun kini, opsi pembelajaran jarak jauh (PJJ) kembali dipertimbangkan menyusul merebaknya kasus hepatitis akut misterius pada anak. 

Baca Juga

DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang menyatakan akan mengkaji proses pembelajaran secara daring guna mengantisipasi penyebaran penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Menjadi beralasan bagi DKI Jakarta, karena setidaknya ditemukan 21 kasus diduga terkait hepatitis akut di mana tercatat tiga kasus meninggal dunia.

"Ini masih kami pelajari apakah akan kembali daring, kami akan lihat," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Jakarta, Rabu (11/5/2022).

Pemprov DKI, lanjut dia, juga masih menunggu kebijakan pemerintah pusat soal kelangsungan proses pembelajaran sekolah di tengah kasus penyakit hepatitis akut. Badan Kesehatan Dunia (WHO), lanjut dia, sudah menetapkan kasus hepatitis akut itu menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) karena ditemukan di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Di DKI Jakarta terdapat lebih dari 10.429 sekolah atau satuan pendidikan di Jakarta yang melaksanakan PTM terbatas. Adapun proses belajar dan mengajar satuan pendidikan di Jakarta akan dimulai pada Kamis (12/5/2022) setelah libur Lebaran 1443 Hijriah.

"Data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut. Namun demikian ini masih dalam proses penyelidikan epidemiologi," ucap Riza.

Meski tidak memberikan detail sebaran 21 kasus hepatitis, Riza menjelaskan penyakit itu tidak hanya menyerang anak-anak namun juga dewasa. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk menerapkan gaya hidup bersih dan sehat untuk mencegah terjangkit penyakit hepatitis akut.

"Tetap laksanakan protokol kesehatan sekalipun pandemi sudah menurun gejalanya sudah berkurang, tetap laksanakan prokes. Kedua, kami minta khususnya anak-anak yang mudah terjangkit untuk ditunda dulu bermain di tempat umum," ucapnya.

Anggota DPRD DKI Jakarta Idris Ahmad meminta agar PTM dengan kapasitas 100 persen diawasi dengan ketat. "Kasus hepatitis akut ini bertambah setiap harinya, kami harus siaga mencegah penularan di sekolah-sekolah yang mengadakan PTM 100 persen," kata Idris di Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu berharap ada surat edaran kepada kepala sekolah yang berisi langkah-langkah pencegahan dan melakukan evaluasi soal PTM 100 persen. Selain itu, ia menilai pencegahan di ruang-ruang publik seperti tempat bermain, mal, penitipan anak dan tempat lain yang berpotensi ada penularan juga penting dilakukan.

"Bukan hanya di sekolah, di ruang publik juga harus ditingkatkan lagi kebiasaan hidup bersihnya. Saat ini sudah melonggar karena angka Covid menurun," imbuhnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement