Jumat 13 May 2022 21:54 WIB

Panglima TNI Sebut Operasi Penumpasan KKB di Papua akan Berlangsung dalam Jangka Panjang

Andika mengakui, prajuritnya menghadapi tantangan medan di Papua yang sulit.

Red: Andri Saubani
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (24/3/2022). Rapat tersebut membahas permohonan persetujuan penjualan barang milik negara berupa kapal Eks KRI Teluk Sampit-515 pada Kementerian Pertahanan.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (24/3/2022). Rapat tersebut membahas permohonan persetujuan penjualan barang milik negara berupa kapal Eks KRI Teluk Sampit-515 pada Kementerian Pertahanan.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Andika Perkasa menyampaikan proses penumpasan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Provinsi Papua akan berlangsung dalam jangka panjang. Andika mengakui, prajuritnya menghadapi tantangan medan di Papua yang sulit.

"Posisi kita sama seperti di Sulawesi Tengah lewat pola satuan operasi, yang berjalan normal adalah operasi penegakan hukum, bekerja sama dengan Polri serta instansi lain," kata Andika usai meninjau pos skotis Satgas Madago Raya di Poso, Jumat (13/5/2022).

Baca Juga

Andika menjelaskan, yang menjadi salah satu pengaruh operasi penumpasan KKB akan berlangsung jangka panjang adalah penguasaan medan yang dominan oleh para kelompok KKB. Keterlibatan TNI sendiri dalam operasi itu, dikhususkan pada keamanan dan bersifat cukup terbatas sehingga pihaknya betul-betul bertindak dengan memperhatikan rambu-rambu operasi supaya tidak menimbulkan masalah baru.

"Kami menjaga pola operasi sesuai dengan rambu-rambu yang ada, untuk menjaga jangan sampai ada masalah baru ataupun masalah yang lebih besar lagi," ujar Andika.

Ia mengemukakan, terdapat dua kemiripan yang cukup menonjol antara operasi khusus penumpasan mujahidin Indonesia timur (MIT) di Poso dengan operasi khusus di Papua. Yakni, medan yang terbilang sulit.

"Variabelnya cukup banyak, dan tantangannya itu berbeda-beda, di Papua dan Poso hanya medan operasinya saja yang sulit," demikian Andika.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement