Sabtu 14 May 2022 07:39 WIB

Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok di Kaltim Turun Usai Lebaran

Namun, sejumlah komoditas juga ada yang mengalami kenaikan harga.

Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi pedagang sayuran melayani pembeli. Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok di Kaltim Turun Usai Lebaran
Foto: ANTARA/Teguh Prihatna
Ilustrasi pedagang sayuran melayani pembeli. Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok di Kaltim Turun Usai Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Sejumlah barang kebutuhan pokok di wilayah Kalimantan Timur mengalami penurunan harga setelah selesainya perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah.

Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim Yadi Robyan Noor mengungkapkan sejumlah komoditas yang telah mengalami penurunan harga diantaranya beras medium, minyak curah dan cabai. Dia menjelaskan pada 6 Mei 2022 harga beras medium Rp 11.543 per kilogram dan pada 13 Mei 2022 turun menjadi Rp 11.059 per kilogram.

Baca Juga

Minyak goreng curah awalnya Rp 20.217 menjadi Rp 16.833 per liter. Cabai merah besar Rp 56.714 menjadi Rp 46.667 per kilogram. Cabai merah keriting Rp 41.417 dari Rp 46.073. Begitu juga cabai rawit merah turun Rp 42.083 sebelumnya Rp 55.328 per kilogram.

"Kita bersyukur sejumlah komoditi kebutuhan pokok masyarakat turun. Mudah-mudahan ini terjangkau," ucap Yadi, Jumat (13/5/2022).

Yadi memastikan kebutuhan bahan pokok dalam kondisi aman untuk beberapa bulan ke depan sehingga masyarakat diharapkan tidak panik. Sebaliknya, sejumlah bahan pokok juga ada yang mengalami kenaikan harga, diantaranya beras premium, minyak kemasan, gula pasir, tepung terigu dan bawang putih dengan rata- rata kenaikan dari Rp 500 hingga Rp 2.000 rupiah per liter atau per kilogram.

Dia menjelaskan di pasar tradisional beras premium naik menjadi Rp 13.749 per kilogram, minyak goreng kemasan premium naik menjadi Rp 30.200 per liter. Begitu juga minyak kemasan sederhana naik Rp 28.833 per liter. Gula pasir naik menjadi Rp 16.100 per kilogram. Tepung terigu juga naik menjadi Rp 12.400 per kilogram dan bawang putih naik Rp 32.250 per kilogram sebelumnya Rp 31.250 per kilogram.

"Meski naik, tapi tidak begitu tinggi dan stok pun ada," ucapnya.

Untuk stok minyak goreng, Yadi memastikan tercukupi, karena suplai dari sejumlah perusahaan industri mencapai 2.650,38 ton atau sudah sebanding dengan kebutuhan masyarakat Kaltim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement