Senin 16 May 2022 22:59 WIB

Bahlil: Pemerintah Siap Kawal Investasi Dari AS

Bahlil menyebut Pemerintah Indonesia terbuka terhadap investasi yang kolaboratif

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (tengah) saat foto bersama dalam rangkaian KTT Khusus ASEAN-AS di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (13/5/2022). Pertemuan khusus tersebut dalam rangka memperkuat kemitraan ASEAN-AS.
Foto: ANTARA/HO/ Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (tengah) saat foto bersama dalam rangkaian KTT Khusus ASEAN-AS di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (13/5/2022). Pertemuan khusus tersebut dalam rangka memperkuat kemitraan ASEAN-AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat pada pekan lalu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengadakan pertemuan dengan 12 pimpinan perusahaan asal Amerika Serikat.

Pertemuan itu dihadiri pula oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, dan Ketua Umum HIPMI Mardani H Maming.

Bahlil menegaskan, pemerintah Indonesia sangat terbuka terhadap investasi yang kolaboratif dan mendorong pemerataan ekonomi. Ia menjelaskan, salah satu kebijakan pemerintah saat ini yaitu mewajibkan adanya kolaborasi antara investasi asing dengan pengusaha nasional, terutama pengusaha lokal dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah investasi tersebut berada.

“Karena kami berpendapat, sebuah investasi yang berkembang itu harus dimanfaatkan oleh semuanya, serta dapat tumbuh dan besar bersama-sama,” ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Senin (16/5).

Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menyampaikan, salah satu fokus pemerintah saat ini yaitu terkait pengembangan ekosistem ekonomi hijau, melalui mekanisme transisi energi dari bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan, restorasi ekosistem seperti hutan bakau, lahan gambut, dan hutan tropis. 

Menurutnya, kebijakan nilai tambah yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia sejak 2014 lalu tersebut memberikan dampak ekonomi yang positif, khususnya dalam situasi pandemi Covid-19.

“Oleh karena itu, saat ini Pemerintah Indonesia menyambut baik adanya minat investor asing dalam sektor terkait dengan ekosistem ekonomi hijau tersebut. Terutama pada mekanisme transisi energi dan kawasan industri, serta industri dengan nilai tambah,” ujar dia.

Pimpinan perusahaan yang hadir bergerak diberbagai sektor, antara lain teknologi data center, minyak dan gas, farmasi dan kesehatan, energi terbarukan, smelter pertambangan, industri makanan, dan industri lampu LED. Chairman, President, dan CEO Air Products Seifi Ghasemi menyampaikan apresiasinya atas dukungan Pemerintah Indonesia dalam memastikan investasi Air Products di Indonesia terealisasi. 

“Kami sangat percaya Indonesia memiliki masa depan yang cerah utamanya karena populasi Indonesia yang masih muda dan dinamis, sumber daya alam yang melimpah. Sekaligus pemerintahan demokrasi yang progresif serta mendukung investasi dari berbagai negara,” tuturnya.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi asal Amerika Serikat sejak 2000 sampai 2021 telah mencapai 19,5 miliar dolar AS. Khususnya 2021, investasi asal Amerika Serikat mengalami peningkatan tajam sebesar 234 persen dari tahun sebelumnya dengan total nilai investasi sebesar 2,5 miliar dolar AS dan berada pada peringkat keempat. Salah satu sektor yang mendominasi investasi asal Amerika Serikat, yaitu sektor pertambangan, jasa, utilitas, industri kimia dan farmasi, serta industri makanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement