Selasa 17 May 2022 12:11 WIB

UNICEF Peringatkan 'Bencana' Malanutrisi Anak Akibat Perang-Harga Pangan Naik

UNICEF mengungkapkan risiko kesehatan anak akibat efek perang dan pandemi.

Red: Reiny Dwinanda
Seorang anak pengungsi yang melarikan diri dari perang dari negara tetangga Ukraina dengan keluarganya meringis saat dia duduk di dalam bus setelah melintasi perbatasan dengan feri di penyeberangan perbatasan Isaccea-Orlivka, di Rumania, Jumat, 25 Maret 2022. Menurut UNICEF, tanpa pendanaan lebih lanjut dalam enam bulan ke depan, lebih dari 600 ribu anak-anak mungkin kehilangan asupan gizi penting.
Foto: AP/Andreea Alexandru
Seorang anak pengungsi yang melarikan diri dari perang dari negara tetangga Ukraina dengan keluarganya meringis saat dia duduk di dalam bus setelah melintasi perbatasan dengan feri di penyeberangan perbatasan Isaccea-Orlivka, di Rumania, Jumat, 25 Maret 2022. Menurut UNICEF, tanpa pendanaan lebih lanjut dalam enam bulan ke depan, lebih dari 600 ribu anak-anak mungkin kehilangan asupan gizi penting.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Biaya pengobatan untuk menyelamatkan jiwa anak-anak yang mengalami kekurangan gizi paling parah akan melonjak hingga 16 persen. Itu terjadi akibat invasi Rusia ke Ukraina dan gangguan pandemi, menurut Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

Bahan mentah untuk makanan terapeutik siap saji telah melonjak harganya di tengah krisis pangan global yang dipicu oleh perang dan pandemi. Menurut UNICEF, tanpa pendanaan lebih lanjut dalam enam bulan ke depan, lebih dari 600 ribu anak mungkin kehilangan asupan gizi penting.

Baca Juga

Sumber makanan tersebut berupa pasta berenergi tinggi yang terbuat dari berbagai bahan, termasuk kacang tanah, minyak, gula, dan nutrisi tambahan. Namun, UNICEF tidak memerinci berapa banyak peningkatan pengeluaran yang diperlukan untuk mempertahankan program pemberian asupan untuk anak-anak malanutrisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement