Selasa 17 May 2022 13:15 WIB

Persatuan Masjid Preston Kutuk Pembunuhan Jurnalis Aljazirah

Persatuan masjid-masjid di Preston mengutuk pembunuhan jurnalis Al Jazeera.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Warga Palestina mengepung jenazah jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbungkus bendera Palestina, saat dibawa ke kantor saluran berita di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022.
Foto: Abbas Momani/Pool via AP
Warga Palestina mengepung jenazah jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbungkus bendera Palestina, saat dibawa ke kantor saluran berita di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,  PRESTON -- Persatuan masjid-masjid di Preston mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh.

Wanita berusia 51 tahun ini mendapat penghormatan atas liputannya tentang kehidupan Palestina di bawah kekuasaan Israel untuk saluran satelit Al Jazeera, selama 25 tahun terakhir.

Baca Juga

Namun naas, ia ditembak mati dalam serangan militer Israel di kota Jenin di Tepi Barat, Rabu (11/5/2022) Ahad kemarin.

Kemarahan atas pembunuhan Abu Akleh mengalami peningkatan setelah polisi anti huru hara Israel mendorong dan memukuli pengusung jenazah, Jumat (13/5). Hal ini menyebabkan mereka secara tidak sengaja menjatuhkan peti mati pada awal prosesi pemakamannya di Yerusalem.

"Seorang jurnalis pemberani, cerdas dan adil bernama Shireen Abu Akleh dibunuh dengan darah dingin oleh pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat yang diduduki minggu ini," tulis pernyataan bersama tersebut dikutip di Asian Image, Selasa (17/5/2022).

Mereka menyebut Shireen merupakan sosok yang berani dan berupaya meliput penderitaan Palestina di tangan penjajah Israel selama hampir 25 tahun sebagai jurnalis Al Jazeera.

Shireen merupakan seorang warga Palestina yang memiliki kewarganegaraan Amerika. Tetapi ia memilih tinggal di Yerusalem Timur untuk meliput kisah-kisah yang berkaitan dengan Palestina tercinta.

"Shireen Abu Akleh adalah seorang Kristen Palestina, namun sebagai Muslim kami berduka atas kehilangannya, kami berduka untuk keluarganya dan kami akan selamanya berterima kasih atas pelayanannya kepada rakyat Palestina. Dengan demikian, Masjid Preston menghormati ingatannya, martabatnya dan di atas semua itu integritas, keberanian dan profesionalismenya dalam menjalankan pekerjaan sebagai jurnalis," lanjut pernyataan tersebut.

Anggota Komite Masjid e Saliheen, Ismail Timol,  mengatakan pembunuhan yang merenggut nyawa Shireen benar-benar tidak dapat diterima. Aksi tersebut harus dikutuk dengan cara yang paling keras.

"Selanjutnya serangan mengerikan pada prosesi pemakaman menunjukkan wajah jelek sebenarnya dari pendudukan Israel di Palestina," ucap dia.

Pernyataan bersama itu diketahui ditandatangani oleh 26 masjid yang berlokasi di Preston, Victoria. Beberapa di antaranya adalah Madina Masjid, Masjid Saliheen, Masjid Quba, Eldon Mosque, Boulevard Mussalah, City Mosque dan Raza Mosque.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement