Selasa 17 May 2022 16:43 WIB

Impor Sayuran Melonjak Drastis Sepanjang April 2022

Impor sayuran pada April 2022 nilainya meningkat 111,78 persen dari bulan Maret 2022.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Sayuran
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Sayuran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan impor komoditas pertanian sepanjang bulan April 2022. Terutama untuk komoditas sayuran.

Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan, kenaikan nilai impor sayuran (kode HS 07) mencapai 63,6 juta dolar AS selama bulan lalu. Kenaikan itu merupakan peningkatan tertinggi dari seluruh barang-barang impor yang nilainya mengalami kenaikan.

Baca Juga

"Impor sayuran pada April 2022 nilainya meningkat 111,78 persen dari bulan Maret, negara asal yang mengalami kenaikan yakni China, Myanmar, dan Mesir," kata Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/5/2022).

Adapun kenaikan terbesar kedua yakni pada komoditas biji dan buah-buahan mengandung minyak (HS 12) sebesar 45 juta dolar AS. Kemduian masih diikuti komoditas pertanian yakni buah-buahan (HS 08) sebesar 44,1 juta dolar AS.

Selanjutnya kenaikan impor yang juga cukup tinggi yakni kendaraan bermotor dan komponennya (HS 98) sebesar 28,8 juta dolar AS lalu disusul kendaraan udara dan bagiannya (HS 88) sebanyak 17,7 juta dolar AS.

Kendati demikian, secara total BPS menyampaikan terdapat penurunan nilai impor non migas di bulan April 2022 dari periode Maret. Penurunan impor tersebut terjadi di seluruh golongan barang.

Margo menjelaskan, total nilai impor sepanjang April 2022 mencapai 19,76 miliar dolar AS. Nilai itu turun 10,01 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 21,96 miliar dolar AS.

Khusus impor non migas, nilainya mencapai 15,95 miliar dolar AS, anjlok 13,65 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar 18,47 miliar dolar AS.

Tercatat, nilai impor barang konsumsi sebesar 1,7 miliar dolar AS, turun 6,4 persen. Adapun impor bahan baku/penolong dan barang modal masing-masing 15,54 miliar dolar AS dan 2,52 miliar dolar AS. Kedua golongan itu mengalami penurunan masing-masing 8,68 persen dan 19,34 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement