Selasa 17 May 2022 21:29 WIB

RSCM Jadi Pengampu Prosedur Transplantasi Hati Pasien Hepatitis Akut

Pada kasus akut, perlu dilakukan transplantasi hati paling lambat dalam lima hari.

Red: Qommarria Rostanti
RSCM jadi pengampu prosedur transplantasi hati (ilustrasi)
Foto: Republika
RSCM jadi pengampu prosedur transplantasi hati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim medis RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menjadi pengampu bagi sejumlah rumah sakit di daerah dalam penerapan tata laksana operasi transplantasi hati bagi pasien hepatitis akut.

"RSCM diminta pemerintah jadi pengampu. Kami akan buat 'bapak rumah sakit' di beberapa rumah sakit di daerah agar mereka bisa lakukan operasi transplantasi pasien hepatitis," kata Direktur Utama RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Lies Dina Liastuti dalam konferensi pers di Gedung Kiara RSCM Jakarta, Selasa (17/5/2022).

Baca Juga

Lies mengatakan, transplantasi hati merupakan suatu tata laksana operasi yang sangat rumit, memerlukan keahlian dari berbagai disiplin ilmu yang menjadi satu kesatuan tim dalam bekerja. Rumah sakit perlu dilengkapi minimal dua ruang unit kamar operasi yang diperuntukkan bagi bedah hati dari pendonor serta kamar lainnya untuk operasi pencangkokan hati pada pasien dengan gejala akut.

"Dia harus punya kamar operasi yang banyak agar tidak mengganggu operasi lain. Belum peralatan yang rumit, karena hati khususnya pada anak kecil butuh mikroskop khusus. Memang persiapan butuh 'effort' yang besar sekali," katanya.

Pada acara yang sama Ketua Tim Transplantasi Organ dan Jaringan RSCM Hanifa Oswari mengatakan transplantasi hati pada pasien hepatitis di RSCM umumnya membutuhkan waktu persiapan selama sebulan. Namun berbeda dengan hepatitis akut bergejala berat pada anak di bawah umur 16 tahun yang belum diketahui penyebabnya.

"Kalau kasus akut berbeda, kami hitung dalam hitungan hari. Pasien saat datang harus ditentukan masih bisa transplantasi atau tidak, apakah perlu transplantasi atau tidak, apakah perlu kita perbaiki dulu kerusakan hatinya," katanya.

Hanifa yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis anak konsultan gastro hepatologi RSCM Jakarta itu mengatakan transplantasi hati pada kasus akut memerlukan dukungan alat khusus, salah satunya untuk keperluan terapi pasien dengan melibatkan laboratorium, laporan radiologi yang cepat, melibatkan bioksi dengan hasil laporan satu hari selesai dan persiapan di kamar operasi harus cepat. Transfer donor juga hal penting yang perlu persiapan secara cepat.

"Dalam bidang itu, transfer donor juga penting, kalau pasien bukan di Jakarta dan transfer lama saat sampai Jakarta, sudah tidak bisa lagi ditransplantasi," katanya.

Ia menambahkan jika transplantasi hati pada umumnya butuh waktu selama sebulan, maka pada kasus akut perlu dilakukan paling lambat dalam lima hari. "Ini tidak mudah, tapi tim sudah lakukan persiapan itu. Tim transplantasi RSCM sudah siap lakukan itu dengan dukungan pemerintah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement