Rabu 18 May 2022 15:20 WIB

Kenali Penyebab Hepatitis, Cegah Penyebarannya

Penyakit hepatitis di Indonesia menyerang bukan pada kelompok anak-anak saja

Red: Budi Raharjo
Petugas Puskesmas Kecamatan Menteng melakukan sosialisasi terkait penyakit hepatitis akut disela pelaksanaan posyandu di Kawasan Pemukiman Jalan Ayer 5, Menteng, Jakarta, Rabu (18/5/2022). Melauli kegiatan program sosialisasi tersebut diharapkan dapat mencegah dan menghambat penularan penyakit hepatitis akut di masyarakat.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas Puskesmas Kecamatan Menteng melakukan sosialisasi terkait penyakit hepatitis akut disela pelaksanaan posyandu di Kawasan Pemukiman Jalan Ayer 5, Menteng, Jakarta, Rabu (18/5/2022). Melauli kegiatan program sosialisasi tersebut diharapkan dapat mencegah dan menghambat penularan penyakit hepatitis akut di masyarakat.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Dr Nining Mularsih SKM MEpid, Penanggung Jawab Program Penyakit Menular Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu DKI Jakarta

JAKARTA -- Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan sehingga memposisikan Indonesia tidak berada di dalam kedaruratan Covid-19. Kondisi Covid-19 saat ini masih dalam transisi ke fase endemik. Kasus Covid-19 belum usai, kini dunia kembali dikejutkan dengan penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, menyerang anak-anak berusia 1 bulan sampai 16 tahun, berpotensi menimbulkan kematian.

Munculnya penyakit hepatitis akut di sejumlah negara membuat masyarakat dunia khawatir. Sejak dipublikasikan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh badan kesehatan dunia (WHO) pada 5 April 2022, jumlah temuan kasus yang teridentifikasi terus bertambah. 

Per 1 Mei 2022, WHO melaporkan228 kasus hepatitis akut ini telah menyebar di 20 negara. Pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Di Indonesia, kasus serupa telah ditemukan. Per 1 Mei 2022 tiga kasus anak meninggal di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Belakangan, jumlahnya pun terus bertambah.

Pada 23 April 2022, definisi kasus dikeluarkan oleh WHO, meliputi Confirmed, Probable, Epi-Linked, Pending Classification, Discarded. Berikut definisi kasus yang telah dikeluarkan WHO :

Confirmed    Belum tersedia saat ini

Probable • Hepatitis akut (virus non hepatitis A-E)

  • SGOT atau SGPT >500 IU/L

• Usia < 16 tahun

•Sejak 1 Oktober 2021

Epi-Linked • Hepatitis akut (virus non hepatitis A-E)

• Segala usia

  • Kontak erat dengan kasus probable sejak 1 Oktober 2021

Pending Classification • Sedang menunggu hasil pemeriksaan lab untuk hepatitis A-E

• SGOT atau SGPT >500 IU/L

• Usia < 16 tahun

• Sejak 1 Oktober 2021

Discarded • Hepatitis akut (virus hepatitis A-E) terdeteksi dan/atau

• Etiologi lain terdeteksi

Kementerian Kesehatan menyampaikan masyarakat diimbau tetap waspada dan tidak panik dalam merespons penyakit hepatitis akut ini. Tindakan yang dapat dilakukan adalah segera memeriksakan anak usia

Pencegahan penyakit hepatitis akut ini dapat berupa rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, pastikan makanan dalam keadaan matang, cegah jajan sembarangan, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak dengan orang sakit, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Selain hal tersebut, masyarakat dihimbau kurangi mobilitas, tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan hindari keramaian/kerumunan.

Epidemiologi Hepatitis di Indonesia

Dalam Ilmu Epidemiologi, seseorang dapat menjadi sakit karena adanya ketidakseimbangan antara induk Penjamu (Host), Agen (Agent), dan Lingkungan (Environment). Pada kondisi normal, ketiga komponen tersebut berimbang. Dalam epidemiologi dikenal istilah segitiga epidemiologi (epidemiologic triangle), biasa digunakan untuk menganalisis penyakit infeksi. 

Sebagai contoh, penyakit infeksi dapat meningkat apabila kemampuan agen menginfeksi meningkat, atau kekebalan tubuh penjamu rendah, atau sanitasi lingkungan buruk. Pada kasus hepatitis akut saat ini, agen infeksius belum diketahui, sedangkan penjamu (host) sebagian besar anak usia < 16 tahun.

Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia. Gejala utama penyakit hepatitis adalah ikterus atau gejala kuning pada bagian tubuh, seperti pada mata dan kulit. 

Hepatitis dapat disebabkan oleh virus (hepatitis A, B, C, D dan E), bakteri (Salmonela typhosa), parasit, proses autoimun, obat obatan, perlemakan, alkohol dan zat berbahaya lainnya. Infeksi karena Virus hepatitis A, B, C, D, E merupakan penyebab tertinggi penyakit hepatitis. 

Sebelum kasus hepatitis akut ini diberitakan, Indonesia termasuk negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B, terbesar kedua di Asia Pasifik setelah Myanmar. Hepatitis B, C dan D ditularkan secara parenteral, dapat menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis dan lalu kanker hati.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi penduduk Indonesia yang di diagnosa hepatitis oleh tenaga kesehatan adalah 1,2%, angka tersebut dua kali lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 (Riskesdas 2007). 

Hepatitis A dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal oral dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik.

Besaran masalah hepatitis A dan hepatitis E belum diketahui dengan pasti. Mengingat kondisi sanitasi lingkungan, higiene dan sanitasi pangan, serta perilaku hidup bersih dan sehat yang belum optimal, maka masyarakat Indonesia merupakan kelompok berisiko untuk tertular Hepatitis A dan Hepatitis E.

Data Riskesdas 2013 menginformasikan jenis hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk Indonesia adalah hepatitis B (21,8%) dan hepatitis A (19,3%). Sementara hasil Riskesdas tahun 2018 melaporkan 7,1 persen masyarakat Indonesia telah terinfeksi hepatitis B. 

Berdasarkan Riskesdas 2018, penyakit hepatitis di Indonesia menyerang bukan pada kelompok anak-anak saja, juga menyerang kelompok dewasa dan lanjut usia. Proporsi berdasarkan jenis kelamin tidak jauh berbeda antara laki laki dan perempuan. 

Melihat besaran masalah yang ada dan dampak yang ditimbulkan dari penyakit hepatitis bagi kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan upaya yang terencana, fokus, dan meluas agar penyakit hepatitis dapat ditanggulangi. 

Berbagai upaya penanggulangan hepatitis virus A, B, C, D dan E di Indonesia telah dilakukan. Penanggulangan tersebut dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan, perlindungan khusus, pemberian imunisasi, surveilans hepatitis virus, pengendalian faktor risiko, deteksi dini penemuan kasus dan penanganan kasus.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement