Rabu 18 May 2022 22:28 WIB

Virolog Nilai Kebijakan Pelonggaran Masker Sudah Tepat

Namun, kebijakan pelonggaran masker harus bersifat dinamis merujuk pada tren covid.

Red: Andri Saubani
Warga beraktivitas tanpa menggunakan masker di ruang terbuka di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (18/5/2022). Sebagian warga mulai tidak menggunakan masker saat beraktivitas di ruang terbuka menyusul adanya pelonggaran kebijakan terkait aturan pemakaian masker dengan memperbolehkan warga tidak mengenakan masker di luar ruangan apabila tidak dalam kondisi kerumunan menyusul kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini terkendali.
Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah
Warga beraktivitas tanpa menggunakan masker di ruang terbuka di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (18/5/2022). Sebagian warga mulai tidak menggunakan masker saat beraktivitas di ruang terbuka menyusul adanya pelonggaran kebijakan terkait aturan pemakaian masker dengan memperbolehkan warga tidak mengenakan masker di luar ruangan apabila tidak dalam kondisi kerumunan menyusul kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini terkendali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Daniel Joko Wahyono MBiomed menilai kebijakan pemerintah dalam pelonggaran terbatas penggunaan masker di area terbuka sudah tepat. Mengingat, kasus Covid-19 di Tanah Air mulai terkendali.

"Kebijakan pemerintah sudah tepat terkait pelonggaran terbatas dalam pembatasan masyarakat, terutama soal penggunaan masker di area terbuka," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (18/5/2022).

Baca Juga

Kendati demikian, dosen Fakultas Biologi Unsoed yang mengajar mata kuliah virologi itu juga menambahkan bahwa kebijakan tersebut harus bersifat dinamis. "Seyogiyanya kebijakan ini perlu juga bersifat dinamis, seandainya terjadi lonjakan kasus baru Covid-19 akibat adanya varian baru di kemudian hari, maka perlu diberlakukan kembali kewajiban penggunaan masker di area terbuka," katanya.

Bagaimanapun, kata dia, penggunaan masker masih sangat bermanfaat sebagai tindakan preventif untuk mencegah berbagai penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat virus lainnya yang cukup serius. "Masker masih sangat bermanfaat mencegah berbagai penyakit baik pada anak-anak maupun orang tua, serta bagi mereka yang kekebalan tubuhnya lemah," katanya.

Selain itu, Daniel Joko juga menambahkan perlunya program edukasi dan sosialisasi secara masif kepada masyarakat terkait dengan kebijakan tersebut. "Edukasi dan sosialisasi tentang pelonggaran terbatas penggunaan masker di area terbuka harus dilakukan secara jelas dan tepat, hal ini sangat penting diketahui oleh masyarakat," katanya.

Dia mencontohkan, perlu sosialisasi mengenai kriteria, siapa saja yang bisa ikut kebijakan ini, di mana saja kebijakan ini bisa diberlakukan, dan dalam kondisi bagaimana kebijakan ini berlaku. "Misalnya apakah sesuai dengan level risiko suatu wilayah atau apakah tergantung pada level atau kategori pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat," katanya.

Daniel juga mengaku optimistis bahwa kasus pandemi Covid-19 pada waktu yang akan datang akan makin dapat terkendali. "Semoga kasus Covid-19 makin dapat dikendalikan dan pandemi segera berakhir, karena nampaknya varian-varian baru yang muncul akhir-akhir ini lebih mudah menular namun berkurang patogenitasnya sehingga gejala klinisnya lebih ringan," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah melonggarkan kebijakan pemakaian masker di area terbuka dengan mempertimbangkan pandemi Covid-19 yang terkendali. "Dengan memperhatikan kondisi saat ini, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia makin terkendali, pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor seperti dalam video yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (17/5/2022).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement