Rabu 18 May 2022 22:00 WIB

Akhlak Rasulullah SAW yang Tertanam dalam Diri Kedua Cucunya, Hasan dan Husain

Rasulullah SAW merupakan pancaran akhlak bagi sosok Hasan dan Husain

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Rasulullah. Rasulullah SAW merupakan pancaran akhlak bagi sosok Hasan dan Husain
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Rasulullah. Rasulullah SAW merupakan pancaran akhlak bagi sosok Hasan dan Husain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sentuhan Rasulullah ﷺ selama masa pertumbuhan Al Hasan dan Al Husain berpengaruh begitu besar terhadap pembentukan akhlak mereka.  

 

Baca Juga

Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain, adalah cucu dari Nabi Muhammad SAW yang menjadi salah satu di antara sosok yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT. 

Keduanya merupakan anak dari Fatimah Az Zahra dan Ali bin Abi Thalib, yang disebut memiliki hati sangat mulia dan patut diteladani karena perilaku mereka yang sangat baik.

 

Seperti kepada anak kandungnya, Rasulullah memiliki rasa sayang dan cinta yang teramat besar terhadap Hasan  dan Husain. Atas kelahiran mereka, Nabi Muhammad SAW sangat gembira dan tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah SWT atas karunia yang begitu besar ini. 

 

Dikutip dalam buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, Dalam diri mereka tertanam akhlak mulia sang kakek yang mendapat persaksian langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala:  

 

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS  Al Qalam ayat 4) 

 

Dari lentera nubuwah itulah, Al Hasan dan Al Husain meniru banyak akhlak terpuji dan mempelajari berbagai ilmu dari sumbernya yang tidak pernah kering. Karena itulah, keduanya menjadi penerus terbaik bagi orang tua terbaik, layaknya dahan pohon terbaik yang tumbuh dari akar terbaik.  

 

Di antara sifat mereka yang menonjol adalah keimanan kepada Allah SWT dan hari Akhir. Al Hasan dan Al Husain dikenal sebagai sosok sahabat yang sangat menguasai permasalahan agama.  

 

Keberanian, kezuhudan, dan ketawadhuan mereka menjadi teladan bagi sesama. Keduanya rela berkorban dan begitu murah hati terhadap orang lain. 

 

Kesabaran dan mau menerima nasihat orang lain menjadikan mereka sebagai pribadi yang bercita-cita tinggi dan bertekad kuat. Karenanya, kedua cucu Rasulullah SAW ini cakap dalam memimpin, adil, dan mampu mengatasi berbagai permasalahan.  

 

Semua itu hanya sebagian dari sifat dan akhlak mulia mereka. Melalui sifat dan akhlak mulia tersebut, keduanya pun menjadi tokoh umat ini. Perjalanan hidup keduanya menjadi teladan, dan kepemimpinan mereka menjadi sumber inspirasi.      

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,

(QS. An-Nisa' ayat 36)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement