Jumat 20 May 2022 10:28 WIB

IHSG Dibuka Menguat, Saham BUKA, AMRT dan ADRO Langsung Melesat

Menguatnya saham blue chip menopang kenaikan IHSG pagi ini

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Reli kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berlanjut pada perdagangan hari ini, Jumat (20/5). IHSG dibuka naik ke level 6.839,01 dan terus menguat hingga sebesar 1 persen ditopang oleh menguatnya saham-saham blue chip.
Foto: Prayogi/Republika.
Reli kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berlanjut pada perdagangan hari ini, Jumat (20/5). IHSG dibuka naik ke level 6.839,01 dan terus menguat hingga sebesar 1 persen ditopang oleh menguatnya saham-saham blue chip.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Reli kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berlanjut pada perdagangan hari ini, Jumat (20/5). IHSG dibuka naik ke level 6.839,01 dan terus menguat hingga sebesar 1 persen ditopang oleh menguatnya saham-saham blue chip.

Kelompok saham paling likuid, indeks LQ45, di awal perdagangan ini melesat di atas 1 persen. Kenaikan tertinggi dibukukan oleh BUKA yang terbang 5,4 persen, disusul AMRT menguat 5,2 persen, serta ADRO yang naik 4 persen. 

Baca Juga

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG berpotensi menguat pada hari ini. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 5 bps menjadi 2,84 persen.

Menurut riset Phillip Sekuritas Indonesia, investor menyesuaikan diri dengan situasi inflasi yang tinggi, ketidakpastian global yang bersumber dari perang di Ukrania serta kondisi finansial yang semakin ketat dengan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS, Federal Reserve. 

Rilis data ekonomi AS terkini memperlihatkan prospek ekonomi yang semakin suram di tengah tingkat inflasi yang tinggi. 

"Investor khawatir kenaikan suku bunga acuan oleh Federal Reserve untuk menaklukan inflasi mungkin akan memicu perlambatan ekonomi atau bahkan resesi ekonomi," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (20/5). 

Untuk hari ini, investor menantikan pengumuman suku bunga pinjaman untuk korporasi atau nasabah besar (Loan Prime Rate atau LPR) bertenor 1 tahun dan 5 tahun oleh bank sentral Cina (PBOC). Dari dalan negeri, Bank Indonesia (BI) akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia untuk kuartal I 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement