Jumat 20 May 2022 11:36 WIB

Taliban Wajibkan Presenter Perempuan Tutupi Wajah

Taliban menyebut perintah itu bersifat final dan tidak dapat dinegosiasikan.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Basira Joya, 20, presenter program berita duduk selama perekaman di stasiun TV Zan (TV wanita) di Kabul, Afghanistan, 30 Mei 2017. Taliban memerintahkan semua presenter wanita di saluran TV untuk menutupi wajah mereka selama siaran, Kamis, 19 Mei 2022.
Foto: AP Photo/Rahmat Gul
Basira Joya, 20, presenter program berita duduk selama perekaman di stasiun TV Zan (TV wanita) di Kabul, Afghanistan, 30 Mei 2017. Taliban memerintahkan semua presenter wanita di saluran TV untuk menutupi wajah mereka selama siaran, Kamis, 19 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban memerintahkan semua presenter perempuan di saluran televisi untuk menutupi wajah saat membawakan siaran. Pernyataan itu menyebut perintah itu bersifat final dan tidak dapat dinegosiasikan.

Saluran media terbesar Afghanistan TOLOnews mengatakan Kamis (19/5/2022), perintah itu datang dalam sebuah pernyataan dari Kementerian Kebajikan dan Wakil Taliban yang bertugas menegakkan keputusan kelompok itu. Perintah tersebut pun disampaikan oleh Kementerian Informasi dan Kebudayaan.

Baca Juga

Pernyataan itu dikirim ke Moby Group yang memiliki TOLOnews dan beberapa jaringan televisi dan radio lainnya. Dalam pembaruan ini mengatakan bahwa perintah tersebut juga diterapkan ke media Afghanistan lainnya.

Seorang pejabat media lokal Afghanistan mengkonfirmasi stasiunnya telah menerima perintah itu dan diberitahu bahwa itu tidak untuk didiskusikan. Dia mengatakan stasiun tidak memiliki pilihan lain.

Beberapa pembawa acara dan presenter perempuan memposting foto di media sosial yang menunjukkan wajah ditutupi masker selama program siaran. Salah satu presenter TOLO terkemuka Yalda Ali mengunggah video dirinya mengenakan masker dengan judul “seorang perempuan dihapus, atas perintah dari Kebajikan dan Wakil Kementerian.”

Salah satu stasiun, Shamshad TV, pelaksanaan perintah itu beragam. Seorang pembawa berita perempuan muncul dengan masker pada Kamis, sementara yang lain tidak menggunankannya dan menunjukkan wajahnya.

Padahal Taliban pada awalnya tampaknya agak melunakkan pembatasan dengan mengumumkan tidak ada aturan berpakaian untuk perempuan. Namun dalam beberapa pekan terakhir, mereka telah mengambil poros garis keras yang tajam yang mengkonfirmasi ketakutan terburuk para aktivis hak asasi, termasuk memberlakukan pembatasan yang berlebihan pada perempuan mengharuskan untuk mengenakan burqa termasuk menutupi mata dengan jala dan melarang mereka dari kehidupan publik dan pendidikan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement