Ahad 22 May 2022 05:05 WIB

Orang Gila Jadi Imam Sholat, Pak AR: Jangan Berebut Jadi Pemimpin Apalagi Kalau tidak Mampu

Pak AR nyaris menjadi makmum sholat ODGJ.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
.
Foto: network /Kurusetra
.

Pak AR. Ketua Umum Muhammadiyah Pak AR meminta jangan berebut jadi pemimpin, apalagi jika tidak mampu. Namun jika ditunjuk dan mampu tetapi tidak mau, yang maju akhirnya yang tidak beres akalnya. Foto: IST.
Pak AR. Ketua Umum Muhammadiyah Pak AR meminta jangan berebut jadi pemimpin, apalagi jika tidak mampu. Namun jika ditunjuk dan mampu tetapi tidak mau, yang maju akhirnya yang tidak beres akalnya. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Apa jadinya jika Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) atau sering disebut "Orang Gila" menjadi imam sholat. Padahal, salah satu syarat sah ibadah dalam Islam adalah berakal alias tidak gila atau kewarasan pikiran —selain beragama Islam dan telah baligh (cukup umur).

Syarat berakal ini berlaku juga dalam shalat. Baik shalat sendirian (munfarid) maupun berjamaah. Baik menjadi makmum maupun, apalagi, jadi imam. Artinya ODGJ tidak sah shalatnya, tetapi juga tidak berdosa jika tidak sholat.

BACA JUGA: Muhammadiyah Memang tidak Tahlilan, Tapi tak Melarang Membaca Tahlil

Bicara ODGJ, Pak AR Fachruddin, Ketua (Umum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1968-1990- punya pengalaman unik. Seperti diceritakan dalam buku Biografi Pak AR karya Sukriyanto AR—anak Pak AR, suatu hari, saat bertugas di Talang Balai, Tanjung Raja, Palembang, Pak AR berhenti di sebuah mushola untuk menunaikan ibadah Sholat Maghrib. Jamaah pun sudah siap.

Namun, Pak AR dipersilakan untuk menjadi imam. Karena merasa masih muda, dan di situ sudah ada imam rawatibnya, Pak AR tidak bersedia dan mempersilahkan imam rawatib untuk memimpin menjadi imam.

BACA JUGA: Dituduh Wahabi, Pak AR Malah Bikin Yasinan Model Muhammadiyah

Tetapi, sang imam tetap mengharap Pak AR yang jadi imam. Ketika sedang terjadi saling mempersilakan, majulah seseorang memposisikan diri untuk menjadi imam.

Orang-orang di sekitarnya tentu saja terkejut dan segera menarik orang itu ke belakang, karena orang yang maju itu adalah orang yang ‘akalnya kurang lengkap’.

Melihat hal itu akhimya majulah Pak AR mengimami shalat itu. Komentar para jamaah, “Hampir saja kita makmum pada orang gila.”

BACA JUGA: Mengapa Pak AR Banyak Merokok, Padahal Kiai Muhammadiyah: Tidak Banyak, Saya Merokok Satu-Satu


Menurut Sukriyanto, atas dasar pengalaman ini, di berbagai pengajian Pak AR mengingatkan, agar dalam soal kepemimpinan—baik di organisasi, kampung, atau negara— orang-orang Muhammadiyah jangan berebut menjadi pimpinan.

Tetapi kalau diminta dan merasa mampu harus bersedia. Karena, kalau orang-orang yang mampu, tidak bersedia menjadi imam atau pemimpin pada akhirnya yang maju (memimpin) adalah orang-orang yang tidak beres. Akibatnya, kampung, organisasi, atau negara itu akan rusak karena dipimpin oleh orang-orang yang tidak beres.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Advertisement