Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

Di Rumah Ayah

Sastra | Sunday, 22 May 2022, 18:13 WIB
Dok. Pixabay

Aku melihat beberap jendela yang warnanya tua, papannya yang meredam peristiwa dan tirainya yang menyimpan baris baris baris kenangan.

Waktu seperti terhenti. Mataku kembali ke belakang. Ke masa kanak kanak. Berlarian. Bermain sepeda. Berjalan bersama ke masjid yang jauh letaknya. Beberapa kali kami ke laut. Bermalam di kapal. Memancing. Bahkan sesekali berlayar ke pulau menyertai tugas Ayah.

Di rumah Ayah, sepi seperti menjalar. Merayap pelan pelan. Emak membentangkan doa dengan sabar. Menanak nasi. Mengaji. Membereskan dapur, juga merasakan ngilu di tulang sendi.

Di sini semua kemewahan tak bisa diucapkan. Semua pengharapan telah dipikul masing masing. Rasa sykur adalah segalanya.

Kehidupan mungkin bisa mengambil semuanya, tapi tidak bisa mencuri kenangan yang melekat di jiwa.

Tetiba daun pintu berderit. Jendela bergerak gerak. Angin yang rindu selalu menjenguk.

Ingin segera dan selalu kuketuk rumah Ayah, duduk bersimpuh di dekat emak dan mengenang waktu waktu yang sudah, sambil cerita tentang cucu cucunya yang beranjak dewasa.

=====

Ket: pernah tayang di kanal lain dengan sedikit perubahan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image