Senin 23 May 2022 09:43 WIB

IHSG Dibuka Menguat Terkerek Saham Tambang dan Migas

Penguatan IHSG tersebut masih terbatas lantaran terseret turun saham-saham teknologi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikannya pada awal perdagangan pekan ini, Senin (23/5/2022). Setelah ditutup menguat signifikan pada perdagangan kemarin, IHSG kembali dibuka naik sebesar 0,18 persen ke posisi 6.930,93.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikannya pada awal perdagangan pekan ini, Senin (23/5/2022). Setelah ditutup menguat signifikan pada perdagangan kemarin, IHSG kembali dibuka naik sebesar 0,18 persen ke posisi 6.930,93.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikannya pada awal perdagangan pekan ini, Senin (23/5/2022). Setelah ditutup menguat signifikan pada perdagangan kemarin, IHSG kembali dibuka naik sebesar 0,18 persen ke posisi 6.930,93.

Kenaikan IHSG ditopang oleh saham-saham tambang dan migas yang masuk dalam jajaran top gainers. ANTM terbang 6 persen ke posisi 2.640, disusul INCO yang melesat 2 persen ke posisi 8.200, lalu TINS dan PTBA masing-masing naik 2 persen dan 1,98 persen.

Baca Juga

Meski demikian, kenaikan IHSG tersebut masih terbatas lantaran terseret turun saham-saham teknologi. GOTO terkoreksi 4 persen, BUKA turun 2 persen sedangkan EMTK terpangkas 1,75 persen awal perdagangan ini.

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat seiring naiknya indeks saham di Asia pagi ini. Di sisi lain, saham utama Wall Street telah mencatatkan penurunan selama tujuh kali beruntun. 

Phillip Sekuritas Indonesia menyebut kinerja indeks saham di AS tahun ini tertekan oleh kekhawatiran mengenai kebijakan moneter yang lebih ketat serta daya tahan ekonomi dan profitabilitas korporasi di tengah lonjakan inflasi.

"Pengetatan kebijakan monter oleh bank sentral AS telah kembali memicu ketakutan segera terjadinya resesi ekonomi," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (23/5/2022). 

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun memperpanjang penurunan selama 3 hari beruntun dengan merosot 7,8 bps menjadi 2,78 persen. Penurunan ini akibat kekhawtiran mengenai prospek pertumbuhan ekonomi AS yang semakin suram. 

Di pasar komoditas, harga emas naik tipis dan mencatatkan kenaikan mingguan pertama dalam 5 minggu terakhir. Hal ini didorong oleh besarnya kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi. 

 Selain itu, harga minyak mentah naik tipis pada Jumat lalu. Rencana Uni Eropa (UE) melarang pembelian minyak mentah asal Rusia serta pelonggaran kebijakan Lockdown di Cina dapat mengimbangi kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi global akan mencederai permintaan minyak mentah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement