Sultan HB X: Tak Bisa Katakan Yogya Sudah Endemi

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. | Foto: Wihdan Hidayat/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menegaskan saat ini masih pandemi Covid-19. Meskipun penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dilaporkan nol pada 23 Mei kemarin, namun Sultan menyebut belum masuk ke fase endemi.

Untuk dapat mengatakan masuk ke fase endemi atau tidak, kata Sultan, merupakan wewenang dari World Health Organization (WHO). Sultan mengatakan, saat ini kondisi penyebaran Covid-19 di DIY dikatakan landai.

"Kondisinya sekarang kan sudah landai, endemi. Tapi kita tidak bisa mengatakan Yogya sudah endemi, itu tidak boleh karena ketentuannya yang bisa mengatakan itu endemi hanya WHO. Jadi kita hanya bicaranya landai," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (24/5).

Sultan menyebut, saat ini pandemi belum dicabut dan DIY juga masih berstatus PPKM level 2. Artinya, kata Sultan, untuk pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) tetap harus dijalankan, meskipun sudah ada pelonggaran dari pemerintah pusat.

"Kita masih di level 2 (PPKM), berarti masih ada pandemi. Kalau level 1 sudah lebih bebas, tapi level 1 tetep pandemi tapi dalam keadaan masyarakat dibebaskan, belum dikatakan endemi berarti tetap gunakan masker," ujar Sultan.

Sultan pun berharap agar kedepannya situasi Covid-19 tetap terkendali, bahkan penambahan kasus diharapkan tetap nol. Pihaknya, kata Sultan, juga masih terus melakukan evaluasi terlebih DIY pada libur Waisak pekan lalu juga ramai dikunjungi wisatawan.

Sepekan usai libur Waisak ini situasi Covid-19 tetap terkendali dan diharapkan kedepannya juga tetap terkendali. "Semoga Sabtu, Minggu dan Senin kemarin (DIY) penuh orang (wisatawan), moga-moga (kasus) tidak naik," jelasnya.

Saat ini, kasus aktif di DIY juga kecil dan sebagian besarnya merupakan OTG. Dengan begitu, sebagian besar kasus tersebut menjalani isolasi di rumah.

"Memang di rumah sakit kecil (yang dirawat), otomatis ya memang yang di swab juga makin kecil. Saya kira mungkin tinggal 40 sekian (kasus), tapi kan mayoritas OTG, berarti kan (diisolasi) di rumah, tidak di rumah sakit," kata Sultan.

Terkait


Anies: PPKM di Jakarta Level Satu Jadi Babak Baru

Sultan Optimistis Ekspor di 2022 Semakin Meningkat

WHO: Pandemi Belum Berakhir, Masih Ada Risiko

Butuh Sekitar Enam Bulan untuk Memastikan Indonesia Keluar dari Pandemi

Senin: 166,9 Juta Orang Sudah Dapat Dosis Kedua Vaksin Covid-19

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark