Selasa 24 May 2022 17:10 WIB

Wabah PMK Masih Menyebar di Tasikmalaya

Ratusan hewan ternak di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya terindikasi PMK

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Sejumlah pedagang menunggui sapi dagangannya di Pasar Hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (11/5/2022). Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya akan menutup seluruh pasar hewan se-Kabupaten Tasikmalaya per 13 Mei 2022 untuk memutus penyebaran PMK pada ternak sapi.
Foto: Republika/Bayu Adji
Sejumlah pedagang menunggui sapi dagangannya di Pasar Hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (11/5/2022). Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya akan menutup seluruh pasar hewan se-Kabupaten Tasikmalaya per 13 Mei 2022 untuk memutus penyebaran PMK pada ternak sapi.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Tasikmalaya masih terus menyebar. Setidaknya terdapat ratusan hewan ternak di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya yang terindikasi terinfeksi PMK.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Heri Kusdiana, mengatakan, wabah PMK di Kabupaten Tasikmalaya masih terus menyebar. Saat ini, total terdapat 149 ekor hewan ternak yang sakit. Namun, hanya 29 ekor yang terkonfirmasi melalui hasil laboratorium. Sementara sisanya bestatus suspek.

Baca Juga

"Wabah itu telah menyebar di 13 kecamatan," kata dia kepada Republika, Selasa (24/5/2022).

Berdasarkan laporan terakhir, dari 149 ekor hewan ternak yang sakit, sebanyak 12 ekor telah dipotong paksa dan 21 ekor ternak berangsur sembuh. Hingga saat ini, belum ada hewan ternak yang mati langsung karena wabah PMK di Kabupaten Tasikmalaya.

Heri mengatakan, saat ini pihaknya masih menutup seluruh pasar hewan ternak di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Sebab, ia menyebutkan, Kabupaten Tasikmalaya, bersama Kabupaten Garut dan Kota Banjar, telah menjadi daerah wabah PMK.

Penutupan pasar hewan dilakukan di Pasar Hewan Manonjaya. Di pasar itu, aktivitas jual beli hewan ternak yang biasa dilakukan setiap Rabu ditutup total. "Karena pasokan dari Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) itu dilarang keluar. Kami juga sudah menutup lalu lintas hewan ternak," kata dia.

Namun, di pasar hewan ternak kecil seperti Pasar Hewan Singaparna dan Pasar Hewan Ciawi, masih ada aktivitas perdagangan. Meski sudah diminta untuk berhenti beroperasi, pedagang disinyalir banyak yang berjualan pada malam hari.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Polres Tasikmalaya. Kemarin juga sudah ada rapat. Insyaallah akan ada penanganan ke depan," ujar Heri.

Sementara itu, di Kota Tasikmalaya tercatat ada 131 ekor hewan ternak sakit, yang terdiri dari 120 ekor sapi, lima ekor kambing, dan enam ekor domba. Namun, hanya tujuh ekor sapi yang telah dinyatakan terinfeksi PMK melalui hasil laboratorium.

Subkoordinator Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Kota Tasikmalaya, Siti Maemunah, pihaknya telah menerima sejumlah laporan dari pemilik ternak terkait wabah PMK. Namun, setelah diperika petugas di lapangan, gejalanya tak ada yang mengarah ke wabah yang saat ini sedang menyebar di Indonesia.

"Masyarakat yang memiliki ternak sapi juga sudah membatasi lalu lintas. Mereka juga proaktif, ketika ada hewan ternak yang sakit langsung laporan," kata dia ketika dikonfirmasi Republika.co.id.

Ia menambahkan, kondisi hewan ternak yang sebelumnya dinyatakan suspek dan positif PMK sudah banyak berangsur membaik. Sebab, pihaknya memberikan pengobatan.

Aceu, sapaan akrab Siti Maemunah, wabah PMK seharusnya diantisipasi dengan vaksinasi kepada hewan ternak. Namun, vaksinasi hanya diberikan kepada hewan ternak yang sehat.

"Kami hanya berikan obat sesuai gejala penyakitnya. Alhamdulillah progresnya baik. Banyak yang mulai mengarah ke sehat. Mudah-mudahan sapi yang terinfeksi PMK sudah terisolasi, jadi tak lagi menyebar lagi," kata dia.

Dari total 149 ekor hewan ternak yang sakit, sebanyak 111 ekor kondisinya terus membaik. Sebanyak dua ekor dipotong paksa dan 17 ekor masih belum sembuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement