Selasa 24 May 2022 15:58 WIB

Moeldoko: Finlandia Tertarik Ikut Bangun IKN Hijau

Finlandia dinilai menjadi salah satu negara terbersih dan terhijau di dunia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan Finlandia Ann Mari Kemelm menyampaikan ketertarikan negaranya untuk berinvestasi dalam proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia. Hal ini disampaikannya saat bertemu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (24/5).

“Indonesia memang harus belajar dari Finlandia terkait bagaimana menyiapkan road-map membangun kota yang ramah lingkungan, sehingga mampu mendukung tujuan Indonesia mencapai karbon netral 2060,” kata Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP.

Baca Juga

Finlandia sendiri menjadi salah satu negara terbersih dan terhijau di dunia. Bahkan negara paling bahagia di dunia ini juga memiliki kota-kota yang mengusung konsep keberlanjutan.

Setidaknya ada 6 kota di Finlandia yang telah berhasil menjadi model perkotaan urban yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yakni Helsinki, Espo, Vantaa, Turku, Tampere dan Oulu.

“Kami datang ke KSP untuk berbagi pengalaman dengan Indonesia terkait membangun kota-kota yang berkelanjutan. Apalagi visi membangun IKN sangat sejalan dengan visi dari Finlandia,” kata Ann Mari Kemelm.

Moeldoko pun mengapresiasi ketertarikan Finlandia untuk bekerja sama dengan Indonesia membangun IKN. Pemindahan ibu kota Indonesia ke Nusantara di Kalimantan Timur, kata Moeldoko, menunjukkan upaya nyata Indonesia untuk mendukung penurunan emisi karbon secara global.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia pertama yang berkomitmen pada penurunan emisi sebanyak 26 persen di 2030 dengan sumber daya nasional dan hingga 41 persen jika mendapatkan dukungan dan kerja sama internasional. Indonesia pun telah mempercepat target netral karbon (net zero emission) di 2060 atau 10 tahun lebih awal dari target sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement