Selasa 24 May 2022 16:55 WIB

Muhadjir: Keputusan Peniadaan PPKM Tunggu Perintah Presiden

Moeldoko optimistis pandemi Covid-19 bisa berakhir di tahun ini.

Rep: Dessy Suciati Saputri  / Red: Ratna Puspita
Menko PMK Muhadjir Effendy
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Menko PMK Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan, keputusan peniadaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menunggu perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia mengatakan, hingga saat ini, Covid-19 di Indonesia terus menunjukan penurunan jumlah kasus.

“Mengenai PPKM tentu saja kita dengan kondisi yang sudah semakin menurun ini kita tinggal menunggu perintah dari bapak Presiden, insya Allah itu adalah akan dilakukan oleh Bapak Presiden,” kata Muhadjir usai ratas evaluasi mudik lebaran di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/5/2022).

Baca Juga

Ia pun meminta masyarakat untuk bersabar dan membantu agar jumlah kasus Covid-19 dapat semakin menurun. Dengan demikian, peniadaan aturan PPKM dapat benar-benar terlaksana.

Dalam paparannya, Muhadjir menyebut, pandemi Covid-19 pascalibur lebaran saat ini cenderung menurun. Selain itu, upaya percepatan vaksinasi termasuk booster tercapai dengan memuaskan.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut, Indonesia saat ini sudah memasuki masa transisi pascapandemi Covid-19. Ia pun optimistis pandemi Covid-19 bisa berakhir di tahun ini.

“Dengan demikian, ke depan kita bisa semakin fokus pada pemulihan ekonomi,” kata Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP.

Moeldoko mengungkapkan, pencapaian Indonesia memasuki masa transisi pascapandemi merupakan hasil kerja keras seluruh elemen bangsa di bawah komando Presiden Joko Widodo. Ia mengatakan, semboyan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh telah membangkitkan kerja sama semua lini di masyarakat dalam penanganan Covid-19, mulai dari dokter, tenaga kesehatan, anggota TNI/Polri, Satgas pusat sampai tingkat RT/RW.

“Semboyan Indonesia Tumbuh, Indonesia Tangguh adalah representasi semangat dan jiwa masyarakat Indonesia. Termasuk para ibu yang harus jungkir balik mengatur ekonomi rumah tangga dan mengajar anak di rumah,” ujarnya.

photo
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. - (ANTARA/Dedhez Anggara)

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

(QS. Al-Baqarah ayat 61)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement