Kamis 26 May 2022 05:31 WIB

Ledakan Terjadi di Masjid Kabul

Serangan di masjid Kabul ini menewaskan sedikitnya lima orang.

Rep: Dwina agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang jemaah Afghanistan yang berlumuran darah berjalan di sekitar masjid tempat ledakan terjadi, di Kabul, Afghanistan, Jumat, 29 April 2022. Sebuah ledakan terjadi di sebuah masjid ibu kota Afghanistan pada Rabu (25/5/2022) malam.
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Seorang jemaah Afghanistan yang berlumuran darah berjalan di sekitar masjid tempat ledakan terjadi, di Kabul, Afghanistan, Jumat, 29 April 2022. Sebuah ledakan terjadi di sebuah masjid ibu kota Afghanistan pada Rabu (25/5/2022) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah ledakan terjadi di sebuah masjid ibu kota Afghanistan pada Rabu (25/5/2022) malam. Serangan ini menewaskan sedikitnya lima orang dan menjadi ledakan mematikan bersamaan dengan serangan yang menghantam kendaraan penumpang di kota utara Mazar-i-Sharif.

Seorang juru bicara komandan Kabul mengatakan, setidaknya dua orang terluka dalam ledakan di sebuah masjid di Kabul. Rumah Sakit Darurat mengatakan dalam sebuah kicauan di Twitter, bahwa mereka telah menerima lima jenazah dari ledakan itu dan lebih dari selusin pasien yang terluka.

Baca Juga

Seorang pejabat Taliban yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang untuk berbicara dengan organisasi media mengatakan, bahan peledak telah ditempatkan di dalam mimbar masjid dan 14 orang tewas, termasuk imam masjid. Di samping itu terdapat 26 orang terluka.

Sedangkan terjadi tiga ledakan di provinsi Balkh utara membunuh sedikitnya 15 orang dan melukai 10 lainnya. Pejabat kesehatan di Provinsi Balkh menyatakan, delapan dari yang terluka berada dalam kondisi kritis dan beberapa kakinya diamputasi. Mazar-i-Sharif adalah ibu kota provinsi tersebut. 

Juru bicara komandan provinsi Balkh Mohammad Asif Wazeri mengatakan,  tiga ledakan menargetkan anggota komunitas Syiah yang merupakan minoritas agama di Afghanistan. Tidak segera jelas pelaku yang berada di balik serangan itu.

Peningkatan kekerasan dalam beberapa bulan terakhir telah menyebabkan tantangan keamanan bagi Taliban yang mengambil alih negara itu pada Agustus. ISIS telah mengklaim beberapa serangan, terutama yang menargetkan minoritas Syiah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement