Kamis 26 May 2022 13:19 WIB

PM Singapura Peringatkan Potensi Perlombaan Senjata di Asia

Baik Korsel maupun Jepang menghadapi ancaman keamanan dari Korea Utara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Seorang pria menonton laporan berita peluncuran rudal Korea Utara di sebuah stasiun di Seoul, Korea Selatan, 13 Mei 2022.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Seorang pria menonton laporan berita peluncuran rudal Korea Utara di sebuah stasiun di Seoul, Korea Selatan, 13 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memperingatkan tentang potensi perlombaan senjata nuklir di Asia. Hal itu disampaikan di tengah isu pengerahan senjata nuklir Amerika Serikat (AS) ke Jepang dan Korea Selatan (Korsel).

“Di Jepang dan Korsel, isu-isu sensitif diangkat ke publik, termasuk apakah akan mengizinkan senjata nuklir dikerahkan ke tanah mereka, atau bahkan melangkah lebih jauh dan membangun kemampuan untuk mengembangkan senjata semacam itu,” kata Lee saat berbicara di konferensi Nikkei’s Future of Asia, Kamis (26/5/2022).

Baca Juga

Menurutnya, hal itu membuka peluang perlombaan senjata di Asia. “Jika kita hanya melihat keamanan regional dari perspektif masing-masing negara, kita mungkin berakhir dengan perlombaan senjata, dan hasil yang tidak stabil,” ucapnya.

“Kita harus memaksimalkan peluang bagi negara-negara untuk bekerja dan makmur bersama, dan meminimalkan risiko ketegangan yang memburuk menjadi permusuhan,” kata Lee menambahkan.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, termasuk pemerintahan Jepang dan Korsel, belum secara terbuka memperdebatkan kemungkinan pengerahan senjata nuklir AS ke kedua negara tersebut. Namun isu itu mencuat setelah Biden mengunjungi Seoul dan Tokyo baru-baru ini.

Saat berada di Seoul dan melakukan konferensi pers bersama Presiden Korsel Yoon Suk-yeol, Biden mengatakan, AS memiliki komitmen kuat terhadap pertahanan Korsel serta pencegahan yang diperluas secara substantif. Istilah “pencegahan yang diperluas” sering digunakan di lingkaran strategis Washington untuk merujuk pada kemampuan AS menggunakan seluruh jajaran kemampuan militernya, termasuk persenjataan nuklir mereka, untuk membela sekutunya.

Baik Korsel maupun Jepang, mereka sama-sama menghadapi ancaman keamanan dari Korea Utara (Korut). Meski sudah dijatuhi sanksi berlapis oleh AS dan Dewan Keamanan PBB, Pyongyang belum menghentikan program pengembangan rudal serta nuklirnya.

Pada Rabu (25/5/2023) lalu, Korut menembakkan tiga rudal balistik ke Laut Jepang. Peluncuran rudal terjadi tak lama setelah Biden meninggalkan Tokyo. Menurut pejabat Korsel, salah satu rudal yang ditembakkan tampaknya merupakan rudal balistik antarbenua (ICBM).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement