Kamis 26 May 2022 18:37 WIB

Pembuatan Tanggul Darurat Penahan Air Laut Sudah 90 Persen

Limpasan air laut di dua titik tanggul yang jebol sudah relatif teratasi.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja pelabuhan menggunakan kontainer masuk ke dalam Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/5/2022). Aktivitas Pelabuhan Tanjung Emas masih lumpuh imbas banjir rob. Namun, angkutan peti kemas mulai masuk ke pelabuhan meski masih sedikit. Sementara itu, air rob mulai surut pascaperbaikan tanggul yang jebol.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pekerja pelabuhan menggunakan kontainer masuk ke dalam Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (26/5/2022). Aktivitas Pelabuhan Tanjung Emas masih lumpuh imbas banjir rob. Namun, angkutan peti kemas mulai masuk ke pelabuhan meski masih sedikit. Sementara itu, air rob mulai surut pascaperbaikan tanggul yang jebol.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Upaya penanganan dua titik tanggul penahan air laut di kawasan berikat PT Lamicitra kompleks Pelabuhan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang telah mencapai 90 persen. Penanganan dengan tanggul darurat (sandbag) ini masih terus dilakukan guna mengoptimalkan penanganan limpasan air laut, yang dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan genangan banjir dan rob yang cukup parah.

“Untuk saat ini, limpasan air laut di dua titik tanggul yang jebol sudah relatif teratasi, kalaupun masih ada air yang masuk, sifatnya hanya rembesan saja,” ungkap Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, di Semarang, Kamis (26/5/2022).

Baca Juga

Kapolrestabes Semarang mengungkapkan, sejak Kamis pagi aparat TNI/ Polri dibantu para relawan, nelayan dan warga setempat berupaya untuk memperbaiki secara darurat tanggul penahan air laut yang sempat rusak hingga mengakibatkan limpasan air laut cukup deras. Sampai dengan Kamis siang, dua tanggul yang rusak telah berhasil dituutup dengan tanggul darurat hingga 85 hingga 90 persen.

Selanjutnya tinggal membenahi kembali pada Jumat besok, karena hambatan cuaca dan ketersediaan sandbag yang mulai terbatas pada hari ini. Seperti diketahui, di kawasan berikat PT Lamicitra ada dua titik tanggul penahan air laut yang jebol, masing-masing dengan panjang mencapai 25 meter dan 8 meter.

Meski begitu, sampai dengan Kamis ini limpasan air yang masuk sudah dapat teratasi. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan PT Pelindo agar memaksimalkan pompa untuk mengurangi genangan air di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas,” jelasnya.

Irwan juga menyampaikan, selama melakukan pemasangan tanggul darurat secara umum tidak ada kendala, namun cuaca sepanjang hari ini memang kurang mendukung. Karena hujan turun pada saat elevasi air laut naik, mulai siang hingga pukul 17.00 WIB.

Kebetulan juga pasokan sandbag juga sudah berkurang. “Maka optimalisasi penanganan dengan tanggul darurat ini masih akan diteruskan pada Jumat besok, agar bisa mencapai 100 persen dan fungsinya untuk menahan air laut optimal,” tegas Kapolrestabes Semarang.

Sementara itu, elevasi pasang pada hari Kamis ini relatif menurun, jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya. Sehingga dampak limpasan air laut juga relatif berkurang tidak seperti hari-hari sebelumnya.

Namun demikian, kondisi cuaca memang kurang bersahabat untuk memaksimalkan pembuatan tanggul darurat. Upaya tersebut masih akan dilanjutkan Jumat besok.

Warga Tambaklorok Timur, Imam (48), mengatakan, selama pembuatan tanggul darurat di kawasan berikat PT Lamicitra, ia dan beberapa nelayan lainnya membantu mengangkut sandbag dari tambaklorok menuju titik pembuatan tanggul darurat penahan air laut. Karena cuaca hujan dan air laut juga berombak, maka atas koordinasi dengan pihak terkait pekerjaaan pembangunan tanggul darurat bakal dilanjutkan Jumat besok. Karena tanggul darurat yang sudah dibuat masih kurang.

“Agar fungsinya untuk menahan air laut tidak masuk ke kawasan berikat lebih optimal, masih ada penambahan lagi dan itu akan diteruskan besok,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement