Sabtu 28 May 2022 17:21 WIB

Banyak Orang Merokok Saat Stres, Ini Alasannya

Merokok dapat meredakan stres tak sepenuhnya mitos.

Red: Dwi Murdaningsih
Banyak orang yang sedang stres melampiaskan dengan merokok. ilustrasi
Foto: Boldsky
Banyak orang yang sedang stres melampiaskan dengan merokok. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Klinis Liza Marielly Djaprie, M.Psi, CH menjelaskan bahwa asumsi merokok dapat meredakan stres tak sepenuhnya mitos. Sebab, sejak kecil, umumnya bayipun sudah memiliki naluri mencari kenyamanan melalui aktivitas oral.

Liza menjelaskan, pada saat seseorang masih bayi maka dia akan menangis ketika sedang merasa tidak aman. Misalnya saat popok basah, lapar, dan lain sebagainya. Solusi yang saat itu didapatkan adalah dengan memberikan ASI atau dot bayi agar sang anak kembali tenang.

Baca Juga

Oleh sebab itu, secara tak langsung seseorang pun memiliki program di otaknya bahwa aktivitas oral dapat meredakan rasa tidak nyaman. Hal tersebut pun juga dapat terbawa hingga sang anak telah tumbuh dewasa.

"Pada saat kita sudah dewasa dan kemudian kita lagi stres, penuh tekanan, itu biasanya kita selalu mencoba mencari kenyamanan. Kenyamanannya ke mana? Biasanya balik lagi kita ke fase oral," kata Liza.

Selain itu ketika sudah lebih besar biasanya diberi makanan atau camilan untuk menenangkan. Liza mengatakan bahwa aktivitas oral menjadi fokus mencari kenyamanan. Ketika seseorang sudah dewasa, ketika merasa stres maka dia akan mencoba untuk mencari kenyamanan melalui aktivitas oral. 

Hal inilah yang membuat masyarakat berasumsi bahwa rokok dapat meredakan stres."kecenderungannya itu memang kita mencari pelampiasan rasa stres kita dengan mencari kenyamanan melalui aktivitas oral. Entah itu merokok, atau makan ada yang namanya emotional eating, permen atau segala macam. Itu bisa gitu," ujar Liza.

Namun Liza menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah menjadi alasan untuk seseorang mencoba merokok. Sebab, hal terbaik untuk mengatasi sebuah masalah atau rasa stres adalah memikirkan jalan keluar dari persoalan tersebut.

"Tapi apakah harus rokok? Ya nggak juga. Apakah harus oral? Tentu tidak. Sebenarnya kan ketika kita stres, ketika kita dapat masalah, cara terbaik tentu adalah problem solving. Mencari solusi dari masalah tersebut. Bukan melarikan diri pada hal-hal yang lain," ucap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement