Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ali Efendi

Urgensi Outbond dalam Workshop dan Rakor

Eduaksi | Saturday, 28 May 2022, 23:03 WIB
Workshop dan Raker Kepala Sekolah/Madrasah Muhammadiyah Daerah Lamongan (25-27 Mei 2022)

Salah satu agenda tahunan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (Dikdasmen PDM) Lamongan mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) dan Workshop. Acara yang diikuti kepala madrasah (kamad) dan kepala sekolah (kasek) di lingkungan kerja se-Kabupaten Lamongan, mulai dari satuan pendidikan tingkat MI/SD sampai dengan MA/SMA/SMK.

Selama dua tahun agenda rakor dan workshop berhenti karena pandemi Covid-19, setelah kasus Covid-19 melandai Majelis Dikdasmen PDM Lamongan menyelenggarakan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Rakor Kepala Sekolah/Madrasah. Dilaksanakan pada hari Rabu sd Jum’at (25-27/5/2022) yang diikuti 201 peserta, bertempat di Hotel Grend Pujon View Malang, Jawa Timur.

Materi utama dalam kegiatan ini tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) bagi sekolah dan madrasah di lingkungan Muhammadiyah Lamongan. Pemateri dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) yang berganti nama menjadi Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur, Dr. Ilham Rahardjo, M.Pd.

Sedangkan materi lainnya tentang Penguatan Ideologi Muhammadiyah yang disampaikan oleh KH. Drs. Shodiqin, M.Pd. (Ketua PDM Lamongan). Materi Arah Kebijakan Pendidikan Muhammadiyah Daerah Lamongan diberikan oleh Drs. H. Ahmad Yazid, M.Ag (Wakil Ketua PDM Lamongan). Sedangkan pengantar dan pengendali kegiatan adalah Drs. H. Kusnowo, M.Si. dan M. Said, M.Pd. (Ketua dan Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Lamongan).

Hari ketiga (23/5/2022) materi santai, yaitu kegiatan outbond atau ice breaking kepemimpinan. Salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu peserta, karena sudah lama kegiatan yang sifatnya permainan massal dengan sistem outdoor tidak dibolehkan di masa pandemi.

Outbond Kepala Sekolah/Madrasah Muhammadiyah Daerah Lamongan (27 Mei 2022)

Outbond; Sebuah Pengantar

Outbound merupakan kegiatan ringan perpaduan antara konsentrasi otak dan olah fisik ringan yang dilakukan secara bersama. Biasanya dipandu oleh mentor (pelatih) dengan gerakan-gerakan fisik sederhana; seperti senam dan tari (dance) yang dikombinasikan dengan musik, bahkan diselingi dengan gerakan anekdot (unsur lelucon) yang mengocok perut.

Kegitan outbound dikuti dengan kesadaran, senang, dan riang gembira sehingga menjadikan peserta puas dan terhibur setelah mengikuti kegiatan. Outbound diikuti oleh segala tingkatan usia, mulai dari anak usia dini (AUD) sampai dengan lanjut usia (lansia).

Secara teoritis, dapat dikatakan bahwa outbound adalah suatu bentuk dari pembelajaran segala ilmu terapan yang disulasikan dan dilakukan di alam terbuka atau tertutup dengan bentuk permainan yang efektif, yang menggabungkan antara intelegensia, fisik dan mental (http://dyakarra.com/outbound-pengertian-permainan-tujuan-serta-manfaat/).

Pesan-pesan positif dalam yang dapat diambil pelajaran dari kegiatan outbound adalah siap memimpin dan dipimpin, siap mengikuti dan diikuti, siap belajar dan mengajar, siap memberi dan menerima, serta rela berbagi. Siap bergerak dan bergerak untuk sesuatu yang baik, kebersamaan dalam bergerak, bersuara dengan bernyanyi dan yel-yel menjadikan aktivitas lebih hidup bagaikan harmoni.

Saat ini kegiatan outbound menjadi kebutuhan pada setiap tingkatan usia, mulai dari Anak Usia Dini (AUD) sampai dengan lansia (lanjut usia). Tentu dalam pelaksanaan kegiatan outbound disesuaikan tingkat usia, outbound menjadi media untuk melatih jasmani dan rohani (pikiran) agar lebih fresh.

Manfaat Outbond dalam Kegiatan Formal

Kegiatan raker dan workshop merupakan kegiatan yang bersifat formal bertempat di sebuah ruangan atau aula dengan materi dan pemateri terjadwal. Secara teoritis materi disampaikan dengan metode dan strategi yang menarik, serta mempraktikan konsep yang telah disampikan oleh tutor. Kemudian disampaikan secara bergantian dari masing-masing kelompok dari hasil kerja bersama.

Penyelenggara kegiatan raker dan workshop biasanya diberi materi tambahan berupa permainan yang disebut dengan istilah outbound atau ice breaking. Tujuannya untuk memberikan keseimbangan antara kerja fikir dengan pergerakan fisik (olah fisik) agar peserta tidak bosan menerima materi yangt bersifat teoritis. Adapun mafaatnya sebagai berikut:

Pertama, mengasah otak kiri dan kanan lewat permainan karena beberapa hari telah mengikuti kegiatan dan menerima materi secara klasikal. Maka peserta diajak mengasah otak dengan beragam permainan (game) di ruang terbuka (outdoor). Permainan yang dipraktikan lewat gerakan sederhana dan terkadang disertai dengan nyanyian dan yel-yel bersama tetapi membutuhkan konsentrasi penuh.

Kedua, kegiatan outbond biasanya diawali dengan kegiatan olahraga ringan. Selama di kelas kegiatan hanya duduk dan mendengar, tetapi saat materi outbond perserta diajak untuk gerak fisik dengan berolahraga ringan disertai dengan pekikan yel-yel dalam gerak dan olah fisik. Tujuan dan manfaatnya agar badan menjadi lentur dan bisa segar kembali yang semula kaku.

Ketiga, kelompok peserta yang telah dibentuk membutuhkan nilai kebersamaan disaat mengikuti kegiatan. Maka setiap kelompok menunjuk koordinator agar bisa tambil dengan baik walaupun dilakukan secara spontanitas. Nyanyian dan yel-yel yang dikumandangkan, serta gerakan dan tari yang diperagakan bisa kompak.

Dengan kegiatan outbound kamad dan kasek menjadi lebih fresh, maka di saat kembali ke sekolah untuk mengabdi dan mencerdaskan kehidupan anak bangsa lewat dunia pendidikan dengan semangat baru. Selamat dan sukses atas kegiatan Workshop IKM dan Raker Kasek/Kamad yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen PDM Lamongan. Semoga bermanfaat. Amin. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image