Ahad 29 May 2022 17:57 WIB

Didukung Menterinya, Israel Bersikeras Lanjutkan Pawai Bendera

Ribuan nasionalis Israel berpartisipasi dalam pawai bendera yang kontroversial.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Aktivis sayap kanan Israel dengan bendera Israel berkumpul untuk pawai di Yerusalem, Rabu, 20 April 2022. Didukung Menterinya, Israel Bersikeras Lanjutkan Pawai Bendera
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Aktivis sayap kanan Israel dengan bendera Israel berkumpul untuk pawai di Yerusalem, Rabu, 20 April 2022. Didukung Menterinya, Israel Bersikeras Lanjutkan Pawai Bendera

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Para menteri Israel telah menggandakan dukungan mereka untuk pawai bendera, yang digelar di jantung Yerusalem pada Ahad (29/5/2022). Hal ini dilakukan setelah polisi Israel mengonfirmasi perayaan nasionalis, yang kontroversial diizinkan dilanjutkan.

Menurut The Jerusalem Post, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyerukan 'bisnis seperti biasa' untuk pawai. Meskipun ada peringatan hal itu dapat menyalakan kembali kekerasan di kota suci itu.

Baca Juga

Dalam pidato publik pekan ini, menteri pertahanan Benny Gantz mengatakan, Israel akan mengadakan pawai apa pun yang kami inginkan di ibu kotanya. "Anda tidak akan mengancam kedaulatan kami," kata dia dilansir dari laman Al Araby pada Ahad.

Retorika tegas Gantz seputar Pawai Bendera dianggap sebagai perubahan nada yang diputuskan dari perayaan 'Hari Yerusalem' tahun lalu. Pada tahun lalu ekstremis Israel berjalan melalui Kota Tua Yerusalem, meneriakkan 'matilah orang Arab', 'semoga desa Anda terbakar', dan menyerang orang Palestina.

Ribuan nasionalis Israel berpartisipasi dalam pawai tahunan yang kontroversial, mengibarkan bendera Israel, menyanyikan lagu-lagu nasionalis, dan sering meneriakkan slogan anti-Arab saat mereka melewati lingkungan Palestina.

Adapun Hari Bendera dimaksudkan untuk merayakan penaklukan Israel atas Yerusalem Timur Palestina dalam perang 1967, yang telah diduduki secara ilegal oleh Israel sejak saat itu. Pawai tersebut diadakan oleh ekstremis Israel yang mengklaim bahwa Masjid Al-Aqsa adalah milik mereka.

Menurut surat kabar nasional Israel Haaretz, setelah berbulan-bulan meningkatnya kekerasan Israel di Al-Aqsa, polisi diperkirakan akan mengizinkan politisi ekstremis sayap kanan Itamar Ben Gvir memasuki kompleksnya.

Sementara itu, rute yang direncanakan tahun ini dari Jalan Jaffa dan akan memasuki Kota Tua melalui Gerbang Damaskus, yang banyak digunakan oleh warga Palestina, dalam perjalanan ke Tembok Barat, yang berbatasan dengan Masjid Al-Aqsa, dengan melewati Muslim Quarter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement