Ahad 29 May 2022 18:19 WIB

Harga Jual Minyak Goreng Kemasan di Pasar Tradisional Kudus Turun

Meskipun harganya turun, permintaan minyak goreng kemasan belum mengalami lonjakan.

Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Harga jual minyak goreng kemasan di pasar tradisional di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami penurunan dari sebelumnya dijual berkisar Rp24.000 per liter, kini menjadi Rp22.000 per liter.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Ilustrasi. Harga jual minyak goreng kemasan di pasar tradisional di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami penurunan dari sebelumnya dijual berkisar Rp24.000 per liter, kini menjadi Rp22.000 per liter.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Harga jual minyak goreng kemasan di pasar tradisional di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami penurunan. Dari sebelumnya dijual berkisar Rp24.000 per liter, kini menjadi Rp22.000 per liter.

Aslihah, pedagang sembako di Pasar Bitingan Kudus, Ahad (29/5/2022, mengatakan bahwa saat ini harga jual minyak goreng kemasan memang turun berkisar Rp2.000. Namun, harga jualnya disesuaikan dengan merek minyak gorengnya. 

Baca Juga

Minyak goreng kemasan yang dijual, kata dia, awalnya dijual antara Rp23.000 hingga Rp24.000 per liter, sedangkan sekarang turun menjadi Rp22.000 per liter. Namun, imbuh dia, merek tertentu harganya masih tetap tinggi, terutama minyak goreng kemasan yang diklaim banyak pelanggan lebih berkualitas karena beberapa kali dipakai untuk menggoreng masih jernih.

Meskipun harganya turun, permintaan minyak goreng kemasan belum mengalami lonjakan karena stok satu karton minyak goreng baru habis dalam waktu dua hari. Untuk pasokan minyak goreng kemasan, kata Aslihah, tidak ada masalah karena berapapun kebutuhan bisa dipenuhi oleh pihak agen.

Tutik, pedagang sembako lainnya membenarkan bahwa saat ini harga jual minyak goreng kemasan turun. "Harga jual ke konsumen masing-masing pedagang berbeda-beda karena disesuaikan dengan merek. Kalau saya menjualnya dengan harga Rp23.000 per liter dari sebelumnya berkisar Rp24.000 per liter," ujarnya.

Stok minyak goreng kemasan, kata dia, cukup melimpah, tetapi permintaannya cenderung sepi, karena harganya termasuk mahal dibandingkan sebelumnya. Ia tidak mengetahui penyebab turunnya harga jual minyak goreng kemasan, apakah karena adanya kebijakan membuka kembali keran ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan bahan baku minyak goreng.

Sebab, imbuh dia, kebijakan tersebut memang belum lama, termasuk turunnya harga jual minyak goreng kemasan juga hampir berbarengan dengan kebijakan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement