Ahad 29 May 2022 22:22 WIB

Andy Robertson Kritik UEFA Usai Kericuhan Jelang Final Liga Champions

Kerabat Robertson dinyatakan memegang tiket palsu pertandingan, padahal tidak.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
Polisi berjaga di tribun penonton Liverpool pada final Liga Champions 2022.
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Polisi berjaga di tribun penonton Liverpool pada final Liga Champions 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Andy Robertson mengkritik UEFA setelah muncul klaim adanya tiket palsu yang berbuntut kericuhan di luar stadion menjelang pertandingan final Liga Champions. Laga final mempertemukan Liverpool melawan Real Madrid di Stade de France, Paris Ahad (29/5/2022) dini hari WIB.

Kick off pertandingan tersebut ditunda sekitar 30 menit setelah para pendukung tidak bisa masuk ke stadion untuk waktu mulai yang dijadwalkan. Padahal sebagaian besar penonton dengan tiket mengaku telah tiba beberapa jam sebelum pertandingan akan dimulai.

Baca Juga

Robertson yang bermain di final Liga Champions ketiganya untuk The Reds itu mengklaim seorang teman yang masuk dengan tiket yang disediakan klub dituduh memiliki tiket palsu. UEFA sendiri menyebut tiket palsu saat menjelaskan peristiwa tersebut.

Mantan pemain Hull City itu bersimpati dengan Paris karena mengambil aih partai final dari St Petersburg yang batal menjadi tuan rumah. Namun menurutnya hal-hal seharusnya bisa diatur dengan jauh lebih baik.

"Hampir semua keluarga kami terpengaruh, saya pikir," kata pemain internasional Skotlandia itu kepada Sky Sports dikutip dari Mirror, Ahad (29/5/2022).

"Jelas tiket saya melalui klub dan entah bagaimana seseorang memberi tahu salah satu rekan kami bahwa dia mendapat tiket palsu. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa itu jelas bukan karena itu jelas melalui saya," tegasnya.

Ia pun mendapat laporan bahwa polisi Prancis memutuskan untuk melemparkan gas air mata ke penggemar, keluarga dan kerumunan yang ada di lokasi. Menurutnya itu disebabkan karena para penonton tidak diatur dengan baik.

"Sebagai kompetisi UEFA, sebagai pertandingan terbesar di dunia sepak bola, itu harus diatur jauh lebih baik. Penundaan seperti itu seharusnya tidak terjadi, dan tentu saja kekuatan yang digunakan malam ini oleh otoritas tertentu juga tidak boleh terjadi," ujarnya.

"Saya perlu berbicara dengan keluarga saya. Yang saya tahu adalah semua orang aman dan itu adalah prioritas utama saya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement