Rabu 01 Jun 2022 23:57 WIB

Harga Sawit Riau Turun Rp 27,01 per Kg

Penurunan harga sawit dipicu kenaikan dan penurunan harga jual CPO dari perusahaan.

Red: Nidia Zuraya
Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi)
Foto: INHABITAT.COM
Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Riau umur 10-20 tahun periode 1-7 Juni 2022 tercatat sebesar Rp 2.666,44 per kilogram (kg) atau menurun sebesar Rp 27,01 per kg dibandingkan harga seminggu sebelumnya Rp 2.639,43 per kg."Penurunan harga sawit Riau tersebut dipicu kenaikan dan penurunan harga jual CPO dari perusahaan yang menjadi sumber data," kata Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja,di Pekanbaru, Riau, Rabu (1/6/2022).

Ia mengatakan, untuk harga jual CPO, PTPN V tidak menjual komoditasnya pada minggu ini. Dari PT Sinar Mas Group menurun harga sebesar Rp 60,86 per kg dari harga minggu lalu, PT Astra Agro Lestari tidak menjual produknya minggu ini.

Baca Juga

Berikutnya PT Asian Agri mengalami kenaikan harga sebesar Rp 107,28 per kg dari harga minggu lalu."Dari PT Citra Riau Sarana tidak melakukan penjualan minggu ini. PT Musim Mas tidak melakukan penjualan minggu ini. Sedangkan untuk harga jual kernel, dari PT Sinar Mas Group menjual komoditasnya dengan harga sebesar Rp 6.980 per kg. PTAsian Agri menjual komoditasnya dengan harga sebesar Rp 7.112 per kg," katanya.

Sementara dari faktor eksternal, belum normalnya ekspor CPO dan kernel walaupun sudah diumumkan pencabutan larangan ekspor CPO.Pada saat ini merupakan masa transisi, eksportir menjadi menunggu dan melihat-lihat/mengamati saja juga karena lelang CPO Riau di KPBN Jakarta juga tidak ada kesepakatan sesuai harga dasar penawaran lelang. 

Apalagi pasca terbitnya juknis Dirjendaglu Nomor 18/22 (bahwa rasio ekspor CPO ditetapkan oleh Dirjendaglu pada masa transisi saat ini).Dampaknya tidak serta merta begitu dicabut larangan ekspor harga CPO bisa naik atau langsung bisa di ekspor CPO ke luar negeri.

Umumnya pembelian CPO/produk sawit jangka panjang (satu tahun), dampaknya para negara importir terbesar selama satu bulan pelarangan eksport, melakukan kontrak dengan Malaysia karena mereka butuh konsistensi/kepastian pasokan CPO."Dampak akibat kondisi diatas, karena pasar ekspor CPO belum normal, harga TBS yang kita tetapkan masih belum normal seperti yang kita harapkan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement