Kamis 02 Jun 2022 15:09 WIB

Sudah Masuk Kemarau, Tapi Hujan Lebat, Warga Mataram Diminta Waspada Anomali Cuaca

Masyarakat harus lebih waspada terutama saat beraktivitas di luar ruangan.

Red: Ani Nursalikah
Awan mendung menyelimuti langit di Kota Mataram, NTB, Jumat (8/4/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) NTB mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah NTB pada Jumat (8/4) mengenai adanya potensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang secara umum di sebagian wilayah Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa Barat dan Sumbawa pada siang hingga sore hari dan waspadai tinggi gelombang yang mencapai dua meter atau lebih di Selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian Selatan, Selat Sape bagian Selatan dan Samudera Hindia Selatan NTB. Sudah Masuk Kemarau, tapi Hujan Lebat, Warga Mataram Diminta Waspada Anomali Cuaca
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Awan mendung menyelimuti langit di Kota Mataram, NTB, Jumat (8/4/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) NTB mengeluarkan peringatan dini cuaca wilayah NTB pada Jumat (8/4) mengenai adanya potensi hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang secara umum di sebagian wilayah Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa Barat dan Sumbawa pada siang hingga sore hari dan waspadai tinggi gelombang yang mencapai dua meter atau lebih di Selat Lombok bagian Selatan, Selat Alas bagian Selatan, Selat Sape bagian Selatan dan Samudera Hindia Selatan NTB. Sudah Masuk Kemarau, tapi Hujan Lebat, Warga Mataram Diminta Waspada Anomali Cuaca

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mengimbau warga agar tetap waspada terhadap potensi dampak anomali cuaca yang terjadi saat ini.

"Kalau berdasarkan prediksi BMKG sekarang sudah masuk musim kemarau. Tapi ternyata masih ada hujan bahkan intensitasnya dari sedang menjadi lebat seperti beberapa hari terakhir ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor, Kamis (2/6/2022).

Baca Juga

Terkait dengan itu, masyarakat harus lebih waspada terutama saat beraktivitas di luar ruangan atau sedang berada di jalan karena cuaca yang tadinya panas bisa tiba-tiba menjadi gelap dan terjadi hujan deras bahkan cuaca ekstrem. Ia mengatakan cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir dan angin kencang bisa berpotensi menimbulkan berbagai bencana termasuk pohon tumbang, genangan dan gelombang pasang.

"Karenanya, nelayan juga tetap kita imbau agar waspada saat beraktivitas di tengah laut. Tapi biasanya nelayan sudah pandai membaca cuaca baik dan tidak baik untuk melaut," katanya.

Menyinggung tentang ketinggian gelombang, Mahfuddin menyebutkan, berdasarkan hasil pantauan personel BPBD di lapangan menyebutkan ketinggian gelombang masih relatif normal yakni satu sampai satu setengah meter. "Dengan ketinggian itu, nelayan masih aman melaut. Tapi tetap waspada," katanya.

Di sisi lain, ia mengingatkan, potensi bencana kebakaran sebagai salah satu dampak musim kemarau bisa saja terjadi akibat kelalaian manusia, karena itu musim kemarau harus tetap diwaspadai. Masyarakat harus mampu mengubah perilaku dengan tidak membuang sampah sembarangan apalagi sampah yang cepat terbakar, kemudian ketika meninggalkan rumah harus memastikan kompor sudah mati, termasuk jaringan-jaringan listrik yang tidak diperlukan.

"Bencana kebakaran kerap terjadi akibat kita suka lalai," katanya.

Dia menambahkan, Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB. Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai, abrasi, dan konflik sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement