Kamis 02 Jun 2022 21:01 WIB

BNPT dan Kemendagri Kolaborasi Cegah Terorisme

Boy ajak semua pihak meningkatkan kewaspadaan mencegah berkembangnya kebencian.

Red: Ratna Puspita
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar.
Foto: Istimewa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan berkolaborasi serta bekerja sama mencegah penyebaran paham radikal dan terorisme. Kerja sama ini salah satunya melalui program pencegahan paham radikal dan terorisme di kalangan aparatur negara.

Kepala BNPT Komjen Polisi Boy Rafli Amar mengatakan, selama ini BPSDM Kemendagri telah banyak berkomunikasi dengan BNPT, khususnya mengenai program-program yang berkaitan dengan pencegahan intoleransi, radikalisme, dan terorisme. “Hal tersebut sangat dibutuhkan dalam upaya mencegah penyebarluasan paham radikal terorisme, terutama di kalangan aparatur negara dan masyarakat,” katanya usai melakukan pertemuan dengan Kepala BPSDM Kemendagri Sugeng Haryono melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Baca Juga

Boy Rafli Amar berharap BPSDM dapat menjadi penghubung dalam memberikan edukasi mengenai ideologi Pancasila ke setiap daerah melalui para aparatur negara. Selain kolaborasi penguatan ideologi Pancasila, ia mengajak semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah berkembangnya narasi-narasi negatif dan ujaran kebencian di media sosial.

"Ke depannya kita harapkan sinergi dan kolaborasi antara BNPT dengan BPSDM bisa terlaksana melalui program yang disusun," katanya.

Kepala BPSDM Kemendagri Sugeng Haryono menyambut baik rencana kerja sama yang akan dilaksanakan bersama dengan BNPT. "Untuk pencegahan intoleransi dan radikalisme serta terorisme, BPSDM siap berkolaborasi aktif bersama BNPT," ujarnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًا ۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (di sini)?” Dia (orang itu) menjawab, “Aku tinggal (di sini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. Al-Baqarah ayat 259)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement