Sabtu 04 Jun 2022 03:08 WIB

Tiga Pabrik CPO di Mukomuko Setop Operasi

Penghentian operasi ini karena tangki penampungan CPO milik perusahaan itu penuh.

Red: Friska Yolandha
Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengatakan sebanyak tiga dari 10 pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini berhenti beroperasi mengolah tandan buah segar kelapa sawit.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengatakan sebanyak tiga dari 10 pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini berhenti beroperasi mengolah tandan buah segar kelapa sawit.

REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengatakan sebanyak tiga dari 10 pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini berhenti beroperasi mengolah tandan buah segar kelapa sawit. Penghentian operasi ini karena tangki penampungan CPO milik perusahaan itu penuh.

"Tiga pabrik yang berhenti beroperasi, yakni PT Sentosa Sejahtera Sejati, PT Gajah Sakti Sawit, dan PT Sapta Sentosa Jaya Abadi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Apriansyah, di Mukomuko, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, dari tiga pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini, satu pabrik PT Gajah Sawit Sakti pada Kamis (2/6/2022) tetap beroperasi tetapi dibatasi sampai antrean 200 mobil. Hari ini, pabrik tersebut dan dua pabrik lainnya berhenti.

Tiga pabrik tersebut tutup atau tidak beroperasi mengolah tandan buah segar kelapa sawit selain tangki penampungan miliknya penuh dan penjualan CPO dari daerah ini terbatas. Ia menyebutkan, seperti yang terjadi dengan PT Sapta Sentosa Jaya Abadi. Kondisi terakhir tandan buah segar kelapa sawit "restan", sisa yang belum diolah sudah di atas 1.000 ton, bahkan sawit tersebut sudah busuk di "Loading Ramp".

Terkait dengan kondisi pabrik tersebut, ia mengatakan, pemerintah setempat tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah perusahaan menghentikan aktivitas usahanya tersebut. Ia hanya berharap semua pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini tetap beroperasi meskipun dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga ketetapan tim perumus harga komoditi perkebunan tersebut.

Karena dalam situasi pabrik yang terbatas menjual CPO sejak beberapa pekan terakhir, ia mengatakan, berat bagi pemerintah setempat menerapkan harga ketetapan tim perumus harga komoditi perkebunan pemerintah provinsi. Sementara itu, ia mengatakan belum tahu sampai kapan pabrik tersebut berhenti beroperasi karena mereka hanya menyampaikan surat pemberitahuan berhenti beroperasi.

Menurut dia, kemungkinan tiga pabrik ini kembali beroperasi setelah pengiriman CPO yang ada di tangki perusahaan tersebut berkurang seiring dengan kelancaran penjualan CPO keluar daerah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement