Jumat 03 Jun 2022 23:01 WIB

Link Business KB Bukopin Pacu Perusahaan Korsel Tingkatkan Investasi di RI

Link Business KB Bukopin dirancang agar perusahaan Korea beroperasi di Indonesia

Rep: Novita Intan / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Adapun rancangan-rancangan terus dikeluarkan oleh bank untuk mengakomodasi investasi-investasi asing seperti program Korean Link Business yang dikeluarkan KB Bukopin. Melalui berbagai produk dan layanan perbankan, program ekosistem korporasi di dunia bisnis ini dirancang untuk membantu perusahaan-perusahaan Korea yang beroperasi di Indonesia mengembangkan bisnis mereka.
Foto: istimewa
Adapun rancangan-rancangan terus dikeluarkan oleh bank untuk mengakomodasi investasi-investasi asing seperti program Korean Link Business yang dikeluarkan KB Bukopin. Melalui berbagai produk dan layanan perbankan, program ekosistem korporasi di dunia bisnis ini dirancang untuk membantu perusahaan-perusahaan Korea yang beroperasi di Indonesia mengembangkan bisnis mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Penanaman Modal Asing (PMA) mendominasi investasi langsung di Indonesia pada awal  2022. Sepanjang kuartal I 2022, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sebesar Rp 282,4 triliun atau tumbuh 28,5 persen secara tahunan atau 16,9 persen secara kuartalan, sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam sedekade terakhir.

Secara komparatif, penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp 135,2 triliun atau tumbuh 25,1 persen dibandingkan kuartal I 2021. Menurut Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, hal ini merupakan kepercayaan investor terhadap Indonesia semakin kuat. 

“Global atau luar negeri sudah mulai nyaman dan sudah mulai yakin terhadap stabilitas kebijakan negara dalam mendorong investasi masuk ke Indonesia. Ini buktinya apa? Dibandingkan dengan kuartal IV-2021, itu tumbuhnya 31,8 persen,” ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (3/6/2022).

Menurutnya PMA bisa memberikan dampak positif terhadap negara penerima investasi seperti masuknya modal baru untuk membantu mendanai berbagai sektor yang kekurangan dana, membuka lapangan kerja baru, sehingga angka pengangguran dapat berkurang, dan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Dari segi aktivitas produksi pun ada pengaruhnya juga seperti seperti transfer di bagian manajemen, produksi, dan teknologi dalam produksi.

Adapun rancangan-rancangan terus dikeluarkan oleh bank untuk mengakomodasi investasi-investasi asing seperti program Korean Link Business yang dikeluarkan KB Bukopin. Melalui berbagai produk dan layanan perbankan, program ekosistem korporasi di dunia bisnis ini dirancang untuk membantu perusahaan-perusahaan Korea yang beroperasi di Indonesia mengembangkan bisnis mereka. 

Banyak fasilitas yang disediakan seperti produk kredit (lending), simpanan (funding), bank garansi, serta fasilitas trade finance seperti letter of credit (LC), surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN), dan standby LC.

Inisiasi ini didukung oleh KB Kookmin Bank dari Korea selaku Ultimate Shareholder. Saat ini, terdapat lebih dari dua ribu perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia, baik skala besar maupun kecil. Dari jumlah itu, terdapat 190 perusahaan yang menjadi nasabah KB Kookmin di Korea Selatan. 

KB Bukopin mencatat pada kuartal I 2022, Korean Link Business telah menjaring 51 korporasi Korea Selatan di Indonesia, 44 di antaranya dalam penghimpunan dana, serta tujuh lainnya dalam penyaluran kredit dan trade finance. Nama-nama besar masuk ke dalam daftar itu, di antaranya Krakatau Posco, Lotte Group, LG Electronics, Hyundai, Hankook Tire, Lock&Lock, dan masih banyak lagi. 

Salah satu dukungan yang diberikan adalah pada Hyundai, pabrikan mobil asal Korea. Melalui cabang Palembang, KB Bukopin telah menjalin kerja sama dalam hal pembiayaan purchase order unit kendaraan ke ATPM Hyundai Indonesia. 

Saat ini, Hyundai merupakan pionir dari mobil listrik yang paling terjangkau bagi pasar Indonesia melalui produk Hyundai Kona dan Hyundai Ioniq. Berdasarkan data GAIKINDO, model Battery Electric Vehicle (BEV) dari Hyundai berhasil mendominasi penjualan ritel dengan pangsa pasar sebesar 87,3 persen.

Semakin berkembangnya mobil listrik di Indonesia, tentunya dampak ke KB Bukopin juga akan besar. KB Bukopin memiliki kedekatan dengan Hyundai secara Hyundai Pusat merupakan debitur KB Kookmin Bank di Korea.

Sejak Korean Link Business dijalankan pada kuartal I 2021, tingkat penghimpunan dana (funding) meningkat Rp 6,3 triliun menjadi Rp 7,8 triliun. Sementara penyaluran kredit per 31 Desember 2021 sebesar Rp 420 miliar.

Selain mengakomodasi pelaku usaha dan korporasi Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia, KB Bukopin yakin program Korean Link Business telah berhasil mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia dan sekaligus memperkuat eksistensi KB Bukopin menuju bank terbesar di Indonesia dan global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement