Sabtu 04 Jun 2022 05:20 WIB

UEFA Minta Maaf kepada Pendukung Liverpool dan Madrid Soal Insiden di Final Liga Champions

Sejumlah pendukung mendapat kekerasan dari polisi dan ada yang tak bisa masuk stadion

Red: Israr Itah
Polisi berjaga di tribun penonton Liverpool pada final Liga Champions 2022.
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Polisi berjaga di tribun penonton Liverpool pada final Liga Champions 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- UEFA telah mengeluarkan permintaan maaf kepada para penggemar yang terpengaruh oleh peristiwa seputar final Liga Champions. Tiket palsu dan masalah penanganan penonton merusak acara puncak kompetisi sepak bola antarklub terakbar Eropa yang berlangsung di Stade de France, St Dennis, Paris, akhir pekan lau.

Pertandingan ditunda lebih dari 30 menit setelah petugas dengan paksa menahan orang-orang yang mencoba memasuki Stade de France. Sementara polisi anti huru hara juga menyemprotkan gas air mata ke para penggemar, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Juga

"UEFA dengan tulus meminta maaf kepada semua penonton yang harus mengalami atau menyaksikan peristiwa menakutkan dan menyedihkan menjelang final Liga Champions UEFA, pada malam yang seharusnya menjadi perayaan sepak bola klub Eropa," kata UEFA dalam sebuah pernyataan pada Jumat (3/6/2022), dikutip Reuters. "Tidak ada penggemar sepak bola yang harus ditempatkan dalam situasi itu dan itu tidak boleh terjadi lagi."

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin sebagian besar menyalahkan suporter Liverpool, tetapi dia mengakui polisi juga terkejut dengan beberapa ratus warga lokal yang nakal dan menimbulkan masalah. 

Badan sepak bola Eropa sebelumnya telah mengumumkan bahwa tinjauan independen tentang apa yang terjadi dalam persiapan ke final, dan pelajaran apa yang harus dipetik, akan dipimpin oleh Dr Tiago Brandao Rodrigues dari Portugal. 

Real Madrid telah menuntut jawaban dari penyelenggara atas tindakan yang diambil untuk melindungi suporter, sementara CEO Liverpool Billy Hogan telah mengulangi seruan untuk penyelidikan, mengatakan mereka telah menulis surat kepada UEFA dan mengajukan pertanyaan spesifik.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pemegang tiket yang dilarang memasuki stadion oleh staf keamanan harus mendapatkan penggantian secepat mungkin. "Saya memiliki pemikiran untuk keluarga yang telah didorong, yang belum dapat mengakses kursi yang telah mereka bayar. Saya telah meminta pemerintah untuk mengklarifikasi apa yang terjadi, untuk menentukan tanggung jawab dan menjelaskannya secara rinci kepada rekan-rekan kami, Inggris dan Spanyol," ujarnya kepada media Prancis, dikutip BBC.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement