Senin 06 Jun 2022 13:57 WIB

Pesilat Tapak Suci Ditunjuk PB IPSI Jadi Pelatih Timnas

Dipanggilnya Abas Akbar menjadi pelatih timnas ini bukan kali pertama

Red: Muhammad Akbar
Atlet Pencak Silat Sumatera Selatan berlatih di Padepokan Pencak Silat Abas Akbar, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (2/9/2021). Tim Pencak Silat Sumatera Selatan menyiapkan enam atletnya yang terdiri empat putra dan dua putri dengan melaksanakan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) secara intensif menjelang PON XX/2020 di Papua.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Atlet Pencak Silat Sumatera Selatan berlatih di Padepokan Pencak Silat Abas Akbar, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (2/9/2021). Tim Pencak Silat Sumatera Selatan menyiapkan enam atletnya yang terdiri empat putra dan dua putri dengan melaksanakan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) secara intensif menjelang PON XX/2020 di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia menunjuk juara dunia tahun 2002 Abas Akbar menjadi pelatih tim nasional.

Berdasarkan surat bernomor 54/KH/V/2022 tanggal 31 Mei 2022 yang ditandatangani oleh Ketua Harian Beni Sumarsono, pesilat dari perguruan Tapak Suci asal Sumsel itu dipanggil untuk membantu persiapan Tim Nasional Pencak Silat mengikuti Kejuaraan Dunia tahun 2022 di Malaysia, 26-31 Juli mendatang.

Abas yang dikonfirmasi mengenai pemanggilan dirinya itu di Palembang, Senin (6/6), mengatakan bahwa berdasarkan surat tersebut maka ia diminta segera bergabung dalam Pemusatan Latihan Nasional paling lambat pada 9 Juni 2022 di Jakarta.

“Berdasarkan surat itu, seluruh atlet dan pelatih diminta berkumpul paling lambat 9 Juni 2022 dan diminta membawa paspor juga,” kata Abas.

Namun selaku karyawan Bank Sumsel Babel, Abas mengatakan dia akan meminta persetujuan terlebih dahulu dari jajaran manajemen perusahaan karena ini berkaitan dengan kegiatan di luar kedinasan.

“Tentunya saya harus izin dulu ke Dirut BSB, apalagi saat ini saya berdinas di Bangka Belitung,” kata dia.

Dipanggilnya Abas Akbar menjadi pelatih timnas ini bukan kali pertama karena sebelumnya ia juga dipercaya melatih atlet nasional untuk bertanding di Asian Games ke-18 tahun 2018.

Pria kelahiran Jakarta, 6 November 1973 ini hingga kini masih disebut sebagai legenda hidup pencak silat Indonesia.

Ia yang dikenal dengan teknik guntingan ini memiliki segudang prestasi, di antaranya, lima medali emas SEA Games mulai dari SEA Games Singapura tahun 1993 dan terakhir pada SEA Games Malaysia tahun 2001, medali perak Kejuaraan Dunia tahun 1992, dan medali emas Kejuaraan Dunia tahun 2002.

Pasca pensiun, ia mendedikasikan diri untuk mengembangkan olahraga pencak silat di tanah kelahirannya Sumatera Selatan dengan mendirikan padepokan di Palembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement