Selasa 07 Jun 2022 17:35 WIB

Menlu Retno: Saudi Telah Cabut Larangan Pergi ke Indonesia

Larangan bepergian dari Arab Saudi ke Indonesia telah dicabut.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memastikan larangan bepergian dari Arab Saudi ke Indonesia telah dicabut.
Foto: AP/Jose Luis Magana
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memastikan larangan bepergian dari Arab Saudi ke Indonesia telah dicabut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memastikan larangan bepergian dari Arab Saudi ke Indonesia telah dicabut. Dalam kunjungan Menlu Saudi Faisal bin Farhan Al Saud di Jakarta pada Selasa (7/6/2022), Retno mengapresiasi pencabutan larangan tersebut.

"Saya menyampaikan sambutan dan apresiasi atas keputusan otoritas Saudi mencabut larangan perjalanan bagi warga negara Saudi yang berkunjung ke Indonesia," ujar Retno dalam keterangan pers secara virtual seusia pertemuan dengan Menlu Faisal, Selasa.

Baca Juga

Retno mengatakan, kebijakan Saudi sesuai dengan situasi pandemi yang sebenarnya di Indonesia. "Saya sampaikan kepada Pangeran Faisal bahwa Indonesia mendapat apresiasi dari banyak pihak, termasuk dari PBB, atas penanganan Covid-19," ujar Retno.

Kerja Sama Ekonomi

Selain itu, Retno dan Faisal membahas berbagai hal tentang hubungan bilateral kedua negara hingga isu regional dan global. Di bidang ekonomi, Retno mencatat peningkatan nilai perdagangan tahun 2021 antara RI - Saudi. Nilai perdagangan mencapai lebih dari 40 persen dan mencapai 5,5, miliar dolar AS. Tren positif ini terus tumbuh pada kuartal pertama 2022.

"Untuk lebih meningkatkan perdagangan bilateral kita dan membuatnya lebih seimbang, kita juga membahas lebih banyak akses ke komoditas Indonesia, terutama mobil penumpang, kelapa sawit, ikan olahan, dan unggas, dan menjajaki pengaturan perdagangan bilateral," ujar Retno.

Mengenai investasi, Menlu Faisal juga membahasnya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kedua negara sepakat untuk mendorong kolaborasi yang lebih kuat antara Dana Investasi Publik (PIF) Saudi dan Otoritas Investasi Indonesia (INA).

"Saya berharap kita bisa mempercepat implementasi semua rencana investasi. Presiden  juga menyebutkan Yang Mulia tentang proyek pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia, industri baterai lithium, tenaga air, dan penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap," kata Retno.

Sementara itu Pangeran Faisal mengakui pentingnya Kerajaan Saudi untuk memperkuat ikatan ekonomi dengan Indonesia. "Ada banyak peluang di negara ini, dan kerajaan Saudi) sangat berkomitmen untuk mengeksplorasi semua peluang ini," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

 

Ia mengatakan, penyelarasan Indonesia-Saudi dapat memberikan manfaat nyata bagi keberlanjutan hubungan kedua negara dan rakyat di kedua negara.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

(QS. An-Nisa' ayat 59)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement